Konten dari Pengguna

Zoroaster dan Negara Api Azerbaijan

Absal Bachtiar
Pencinta Cerita dan Asal-usul Kata
16 Oktober 2018 19:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Absal Bachtiar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi tanah berapi di Azerbaijan telah menciptakan kultus pemuja api Zoroastrianism atau dikenal sebagai 'Majusi'.
Foto: Yanar Dagh | commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Di seluruh Azerbaijan, kebocoran gas alam menyebabkan banyak kebakaran sejak zaman kuno. Negara ini telah sejak lama dijuluki 'Land of Fire' dan kondisi tersebut bukan didasarkan atas dongeng semata atau referensi cerita rakyat.
Laporan Azerbaijan sebagai negara berapi dapat ditemukan pada tulisan tokoh-tokoh bersejarah, seperti dalam catatan Marco Polo pada abad ke-13 atau dari penjelasan penulis tersohor asal Prancis Alexandre Dumas. Lebih spesifik, dalam buku 'Tales of the Caucasus', Dumas memaparkan kuil-kuil Zoroastrianism di Azerbaijan telah dibangun di sekitar api alam.
Aliran kepercayaan itu hadir lebih dari 2.000 tahun lalu, dengan kondisi tanah Azerbaijan yang membara telah menuntun para penganut Zoroastrianism untuk menyembah api. Dalam keyakinan mereka, api ialah manifestasi dari roh kudus Ahura Mazda.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, jika kita sedikit bingung dengan pertanyaan, "Bukankah Zoroastrianism adalah agama yang lahir pada abad ke-6 di Iran? Bagaimana mungkin Zarathustra menghadirkan agama itu lebih dari 2.000 tahun lalu, jika ternyata dia belum lahir?" Patut diketahui, Zarathustra tidak menciptakannya tetapi mempolopori kejayaan Zoroastrianism yang telah direvisi.
Zarathustra hidup dalam pengaruh Zoroastrianism kuno, dia memperbarui nilai-nilai ajarannya lantas menyebarkannya. Di kemudian hari, nama 'Zarathustra' menjadi sangat identik dengan panggilan 'Zoroaster' dan inilah mengapa sering muncul kekeliruan bahwa Zarathustra ialah pencipta Zoroastrianism.
Jadi, agar lebih mudah bagi kita untuk membedakan periodenya, sebut saja Zoroastrianism Azerbaijan dan Zoroaster Iran. Pada masa Islam mulai menyebar di jazirah Arab, Zoroastrianism kemudian mendapatkan istilah barunya yaitu 'Majusi' yang merujuk kepada golongan pemuja api di Persia Kuno (wilayahnya mencakup Iran dan Azerbaijan di masa lalu).
ADVERTISEMENT
Memasuki era modern, setelah beragam penelitian menilik keadaan alam di Azerbaijan, barulah diketahui bahwa wilayah negara itu terletak di antara cekungan Laut Kaspia Selatan, yang merupakan salah satu sumber minyak bumi terbesar dan tertua di dunia. Dalam satu hari (pada tahun 2018) Azerbaijan secara rata-rata menghasilkan sekitar 800.000 barel minyak, dan lebih dari 25 miliar meter kubik gas per tahun.
Bagaimanapun, terlepas dari konotasi kebakaran sebagai bencana, Azerbaijan sebetulnya memiliki tiga lokasi yang senantiasa menimbulkan kebakaran unik. Pertama ialah Yanar Dagh, terkenal akan gunung yang selalu terbakar dan pesona api warna-warni di saat senja. Kemudian Ateshgah, memiliki kuil api abadi. Lalu, yang terakhir, ialah Yanar Bulaq yang mempunyai sumber mata air terbakar --karena kandungan metana cair yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Sumber: azer.com | bbc.com | reuters.com