Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Surat Santri Untuk TGB
20 April 2018 23:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Abu Ikbal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
TGB tidak hanya menjadi idola bagi kaum Intlektual, Politisi, Birokrat, dan Elit Politik tetapi TGB juga adalah Primadona bagi santri berikut surat yang ditulis salah seorang santri untuk TGB
ADVERTISEMENT
SURAT TERBUKA UNTUK TGB (Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A)
Assalamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh
Selamat malam, Bapak Tuan Guru Bajang. Bapaknya Nusa Tenggara Barat yang semoga selalu sehat wal aafiat. Perkenalkan, nama saya Muhammad Getar. Saya adalah satu dari sekian orang yang mengagumi sosok Bapak, dan itu jauh sebelum bapak memimpin kami, warga Bumi Gora yang sama-sama kita cintai.
Tahun 2007, awal mula saya mengenal Bapak. Hari itu, akan diselenggarakan sebuah pengajian di madrasah kami. Di halaman yang luas, tampak ribuan jamaah yang menunggu kehadiran Bapak. Mereka begitu antusias pagi itu. Dari speaker yang terpasang di setiap sudut halaman madrasah, sumber suara mengatakan kalau jama’ah diharapkan bersabar – ya, mereka, adalah jama’ah yang menunggu kehadiran Bapak. Saya masih kelas 1 MTs dan itu menjadi permulaan saya melihat sosok bapak – yang pada sebelumnya saya hanya bisa melihatnya lewat foto atau poster yang terpampang di sudut kelas.
ADVERTISEMENT
Dari pengeras suara, kembali terdengar, doa’ pusaka. Jama’ah tampak berdiri. Saya merengsek masuk ke kerumuan jama’ah yang hendak berebut menyalami Bapak. Namun barikade beberapa orang dan dengan tubuh yang kecil membuat saya tak bisa menembus padatnya manusia. Di situ, saya melihat Bapak, walau dengan tatapan yang sedikit terhalang, saya berhasil mencuri pandang dan melihat Bapak dengan jelas. Walau agak jauh, tersirat jelas wajah seorang ulama’ yang ternyata di kemudian hari namanya akan terdengar di seantreo negeri. Oh ya, Pak. Di hari itu pula, untuk pertama kalinya saya menangis karena tidak bisa berkesempatan bersalaman dengan Bapak. Hehe.
Nama Bapak sekarang sudah bergema di mana-mana – bahkan dalam beberapa kesempatan Bapak sering menjadi pembicara di beberapa daerah bahkan di luar negeri sana. Menjadi seorang Gubernur – dan menjabat selama dua peridoe, saya yakin itu bukanlah hal yang mudah untuk dilalui. Beberapa kali mendapat penghargaan, nama Bapak khususnya nama NTB tersiar di mana-mana.
ADVERTISEMENT
Saya tidak hendak menulis apa saja yang pernah Bapak dedikasikan untuk NTB. Namun setelah apa yang Bapak pimpin untuk daerah ini, semua orang tahu dan bisa menyebut apa saja yang Bapak beri untuk bumi Sasak Samawa Mbojo ini. Bagi saya, Bapak adalah bapak kandungnya NTB. Orangtua yang harus dihormati dan disayangi. Orang yang harus digugu dan selalu menjadi contoh bagi kami.
Sulit rasanya melepas Bapak nanti – setelah jabatan bapak berakhir. Sebab akan sulit menemukan sosok yang sepadan dengan Bapak. Akan begitu sulit menemukan sosok yang mencintai dan dicintai oleh rakyat. Bapak adalah perpaduan antara ulama’ dan pemimpin yang mencintai agama dengan sepenuh hati namun bangsa tak pernah dilupai.
Beberapa tahun yang lalu, Nusa Tenggara Barat berhasil memenangi gelar yang membanggakan : Lombok menjadi wisata halal terbaik dunia. Saya begitu bangga. Sebagai warga yang lahir dan dibesarkan di bumi Sasak – Saya tak henti-hentinya mengucapkan syukur Alhamdulillah. Lombok adalah surganya dunia, maka sudah seharusnya ia berada di antara jajaran surga indah yang sama-sama kita jaga, sebelum kita menemukan surga yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Menjelang Pilpres 2019 mendatang, nama bapak kembali mencuat. Nama bapak dijagokan untuk masuk dalam kandidat – baik itu Capres atau Cawapres. Bapak dipasangkan dengan beberapa calon, bahkan banyak orang di luar sana yang berharap pasti Bapak menjadi presiden yang akan datang. Apapun pilihan Bapak nanti, kami percaya itulah yang memang digariskan dan itulah yang terbaik bagi kami dan juga Bapak.
Walau berat, harapan kami masih sama dan semoga pundak Bapak selalu kuat untuk menampung keluh kesah kami. Jika bukan sebagai gubernur nanti, semoga Bapak masih segan untuk menampung segala macam keriuhan yang ada di negeri ini. Akhir kata, semoga Bapak selalu sehat. Begitu juga dengan keluarga dan besar harapan, di suatu sore kita berjumpa dan duduk santai sambil menikmati secangkir kopi di beranda rumah.
ADVERTISEMENT
Salam ta’zim, Bapak Tuan Guruku. Terima kasih telah membangun NTB.
Wassalamu ‘Alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh