Konten dari Pengguna

Peningkatan Konektivitas Udara dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Daerah

Ari Aprilis
ASN Perencana, Pemerintahan Kabupaten Natuna, Propinsi Kepulauan Riau
10 November 2022 12:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ari Aprilis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai daerah Kepulauan yang terletak di ujung utara Indonesia, Kabupaten Natuna masih memiliki keterbatasan konektivitas jalur udara. Upaya penambahan maskapai terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna dalam rangka peningkatan konektivitas wilayah antar pulau. Selama ini jalur penerbangan ke Kabupaten Natuna hanya dilayani oleh dua maskapai maskapai NAM Air dan Wings Air melalui Bandara Hang Nadim Kota Batam. Maskapai NAM Air melayani penerbangan sebanyak dua kali dalam sepekan setiap hari Kamis dan Sabtu. Sementara maskapai Wings Air melayani enam kali dalam sepekan Senin-Sabtu.
Rute baru tujuan Pulau Natuna (Sumber : akun resmi Bandara Ranai Natuna)
zoom-in-whitePerbesar
Rute baru tujuan Pulau Natuna (Sumber : akun resmi Bandara Ranai Natuna)
Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi daerah pasca pandemi Covid-19, Pemerintah Daerah bersama pemangku kepentingan penerbangan bekerja bersama terutama pada sektor transportasi udara, salah satunya dengan membuka rute penerbangan baru secara langsung (direct) ke Pulau Natuna. Terhitung mulai 1 November 2022, masakapai Susi Air milik mantan Menteri Kelautan Perikanan RI Susi Pudjiastuti periode 2014-2019 resmi membuka rute baru untuk Pulau Natuna, rute dari Bandara Pontianak dan dari Bandara Letung. Sehingga dengan beroperasinya maskapai Susi Air kini penerbangan ke Pulau Natuna dapat diakses setiap hari.
ADVERTISEMENT
Langkah kebijakan penambahan rute alternatif ini akan lebih memudahkan akses bagi wisatawan, pelaku bisnis, pegawai pemerintah dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan jumlah arus penumpang yang datang ke Kabupaten Natuna. Penambahan dan peningkatan jumlah kedatangan orang di Kabupaten Natuna memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata daerah dan pelaku UMKM diantaranya usaha jasa akomodasi, jasa transportasi, dan jenis usaha lainnya. UMKM yang ada di daerah akan mengalami peningkatan permintaan (demand) terhadap jasa dan produk mereka, sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat melalui penyerapan tenaga kerja.
Tumbuhnya perekonomian daerah melalui sektor transportasi dapat dilihat dari tingkat mobilisasi penumpang yang keluar dan masuk ke suatu daerah. Semenjak tahun 2017 sampai dengan 2019 jumlah penumpang yang datang melalui Bandar Udara Ranai mengalami peningkatan. Tahun 2017 jumlah kedatangan penumpang mencapai 31.355 orang, dan mengalami peningkatan menjadi 33.340 orang pada tahun 2019.
ADVERTISEMENT
Selain itu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Selama lima tahun terakhir, sektor transportasi memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah rata rata sebesar 2,38 persen terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Pada tahun 2021 memberikan kontribusi sebesar 2,04 persen. Sedangkan untuk subkatagori transportasi udara selama lima tahun terakhir memberikan kontribusi rata rata sebesar 36,67 persen.
Sementara itu untuk sektor penyediaan akomodasi dan makan minum pada tahun 2021 memberikan kontribusi 1,69 persen terhadap PDRB Kabupaten Natuna. Pertumbuhan ekonomi kategori penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami kontraksi sebesar 5,05 persen ditahun 2020 dan pada tahun 2021 kategori ini mengalami pertumbuhan sebesar 4,31 persen. ini artinya permintaan terhadap jasa penyediaan akomodasi dan makan minum sudah mulai bangkit pasca pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Dengan penambahan rute penerbangan dari Pontianak dan Anambas akan mempermudah akses para wisatawan, pelaku bisnis, pegawai pemerintah dan masyarakat yang hendak ke Pulau Natuna. Penumpang dari Jakarta yang hendak ke Pulau Natuna selama ini hanya bisa melalui Bandara Hang Nadim di Kota Batam, namun saat ini sudah bisa melalui Bandara Supadio di Pontianak. Begitu juga dari Pulau Anambas selain melalui jalur transportasi laut juga bisa melewati akses melalui jalur udara ke Kabupaten Natuna.
Menurut Tsumar dan Mora (2015) dalam Warta Ardhia jurnal Perhubungan Udara vol.41 mengatakan jika permintaan terhadap jasa transportasi udara meningkat maka dapat diasumsikan bahwa output dari jasa transportasi udara juga akan meningkat karena maskapai bereaksi untuk memenuhi peningkatan permintaan (direct impact). Ketika maskapai menambah jumlah penerbangan, permintaan terhadap pasokan kebutuhan operasional diantaranya bahan bakar, katering, dan seterusnya dalam supply chain akan meningkat (indirect impact).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, seiring bertambahnya jumlah kunjungan orang ke Pulau Natuna maka permintaan terhadap jasa transportasi dan jasa akomodasi diantaranya penginapan, perhotelan, rumah makan, restoran serta kafe juga akan mengalami peningkatan. Mereka wistawan yang datang ke Pulau Natuna akan melakukan aktivitas ekonomi diantaranya menyewa kendaraan, hotel untuk menginap, makan dan minum di rumah makan, restoran, kafé, belanja kebutuhan sehari-hari di toko retail dan membeli produk oleh oleh khas daerah. Sehingga dengan adanya aktiftas ekonomi ini akan meningkatan permintaan terhadap jasa dan produk UMKM masyarakat lokal dan akan meransang pertumbuhan UMKM baru di Kabupaten Natuna.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Natuna jumlah UMKM mengalami pertumbuhan 15 persen. Pada tahun 2021 terdapat 3.526 UMKM di Kabupaten Natuna, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 2.994 UMKM. Dari jumlah itu sebanyak 1.009 UMKM berdomisili di Kecamatan Bunguran Timur Ibu Kotanya Kabupaten Natuna. Oleh karena itu, dengan dibukanya rute penerbangan baru ke Natuna dari Kalimantan Barat dan Anambas dapat meningkatkan jumlah kedatangan orang ke Kabupaten Natuna sehingga memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi daerah khususnya pada sektor transportasi dan peneydiaan akomodasi dan makan minum.
ADVERTISEMENT
Oleh : Ari Aprilis, S.Pi (Perencana Ahli Pertama)