Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Foto: Kuah Beulangong Menu Wajib Maulid Nabi
10 Februari 2019 15:46 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Tim ACEHKINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Ini menu Maulid kami hari ini, kuah beulangong,” kata Junaidi, panitia masak kuah beulangong di Meunasah Lamglumpang, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh (10/2).
ADVERTISEMENT
Belasan warga setempat sedang memasak Kuah beulangong (belanga) untuk menu peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Ada 21 belanga yang disiapkan. “Ini menu wajib, tanpa kuah belangong tak ada Maulid,” ujar Junaidi menamsilkan.
Usai memasak, pesta makan digelar sore hari dengan mengundang warga, para pejabat kecamatan, dan pejabat Kota Banda Aceh. Warga ikut membawa hidangan lainnya dari rumah untuk menu makan, tapi favoritnya tetap kuah beulangong.
Kuah beulangong adalah kuliner tradisional Aceh sejenis kari dengan bahan utama daging sapi atau kambing yang diolah dengan bumbu rempah-rempah. Disebut kuah beulangong, karena wadah memasaknya memakai belanga besar bergaris tengah sekitar satu meter. Ini termasuk kuliner andalan warisan nenek moyang.
ADVERTISEMENT
Proses memasaknya, daging kambing atau sapi dipotong dadu dan dicampur dengan buah nangka muda. Bumbunya lengkap telah dihaluskan; cabai merah, bawang merah iris, bawang putih, serai, bunga cengkeh, daun pandan, daun salam, kunyit, kemiri, dan daun temurui (daun kari/murraya koenigi). Konon dulunya, biji ganja ikut menjadi bumbu wajib.
Selain pada perayaan Maulid Nabi, tradisi kuah beulangong di Banda Aceh dan Aceh Besar berlaku pada kenduri lainnya termasuk di pesta perkawinan. Sehari-hari, dapat ditemui di warung-warung makan di ibukota Provinsi Aceh.
Reporter: Adi Warsidi