Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Foto: Suasana Imlek di Serambi Makkah
5 Februari 2019 10:49 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
Tulisan dari Tim ACEHKINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Vihara Dharma Bakti, Banda Aceh, terus dipenuhi komunitas etnis Tionghoa dari berbagai usia dengan dandanan rapi. Mereka datang ke sana untuk sembahyang menyambut Tahun Babi Tanah, Selasa dinihari (5/2).
Meskipun mereka minoritas di provinsi yang menjalankan aturan Syariah bagi pemeluk Islam, perayaan Imlek berlangsung meriah. Pemandangan ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Yayasan Vihara Dharma Bakti, Yuswar (68 Tahun), mengatakan kerukunan beragama di Aceh sangat baik, walaupun di sana memberlakukan Qanun Syariat Islam.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Aceh punya toleransi yang saling menghargai antaragama dan etnis. “Kita lihat contohnya, kalau ada acara sembahyang (yang kita lakukan) tidak pernah ada masalah, dari dulu sampai sekarang. Syariat Islam itu berlakunya bagi umat Islam, bagi nonmuslim ya tidak bermasalah,” kata Yuswar.
Riwayat komunitas etnis Tionghoa sudah ratusan tahun di Aceh, jauh sebelum Qanun Syariat Islam diberlakukan tahun 2001. Namun, Yuswar tak ingat betul tahun berapa etnis Tionghoa pertama sekali datang ke Aceh. Menurutnya, etnis Tionghoa masuk ke Aceh melalui jalur laut dan menetap di kawasan Pantai Cermin, Ulee Lheue, Banda Aceh.
“Dulu itu banyak etnis Tionghoa tinggal di kawasan Pantai Cermin waktu pertama datang ke Aceh. Di sana banyak kuburan, tapi saat tsunami (tahun 2004) habis terbawa air,” ujarnya.
Vihara Dharma Bakti sudah berdiri di Aceh sejak tahun 1878. Tempat ibadah itu sebelumnya bertempat di Ulee Lheue. Namun saat perang Dunia II, kawasan itu mencekam dan tidak nyaman, sehingga pada tahun 1936 wihara dipindahkan ke kawasan Peunayong, Banda Aceh, berjarak sekitar 6 kilometer.
Seiring perkembangan waktu, Peunayong kini menjadi sebuah kawasan di Aceh yang banyak dihuni komunitas Tionghoa. Jumlahnya mencapai sekitar 4 ribu jiwa. Hingga sekarang, mereka tidak pernah terganggu dan aman menjalankan aktivitas dan beribadah.
ADVERTISEMENT
Reporter: Suparta