Konten Media Partner

120 Guru Penggerak Aceh Besar Ikuti Seminar Internasional Indonesia-Malaysia

21 Maret 2023 12:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggagas STEM-C, Prof Ts Dr. Mohammad Sattar Rasul dari Malaysia saat memberikan materi dalam seminar di Aceh Besar. Foto: MC Aceh Besar
zoom-in-whitePerbesar
Penggagas STEM-C, Prof Ts Dr. Mohammad Sattar Rasul dari Malaysia saat memberikan materi dalam seminar di Aceh Besar. Foto: MC Aceh Besar
ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh Besar menggelar Seminar dan Workshop Internasional Collaboration Indonesia-Malaysia tentang program Science, Technology, Engineering, Mathematics-Character (STEM-C), yang diikuti 120 Guru Penggerak di Aula Balai Guru Penggerak Provinsi Aceh, Lubok, Ingin Jaya, Selasa (21/3/2023).
ADVERTISEMENT
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto melalui Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Jumaidi, mengatakan pihaknya memberikan dukungan untuk kemajuan dunia pendidikan dengan pelaksanaan kurikulum merdeka yang berkolaborasi dengan STEM-C.
"Untuk memajukan dunia pendidikan harus berkolaborasi, STEM-C salah satu program untuk melahirkan individu yang kreatif, inovatif dan berkarakter," kata Agus Jumaidi.
Ia mengaku program STEM-C ini sejalan dengan tujuan Sistem Pendidikan Terpadu (SPT) yang tengah berjalan di Aceh Besar dan Program Indonesia Bergerak, sehingga Seminar dan Workshop ini diikuti oleh Guru Penggerak Aceh Besar untuk peningkatan kapasitas keilmuan dalam menggerakkan dunia pendidikan. "120 guru berpartisipasi dalam Seminar dan Workshop Internasional ini untuk meng-upgrade kemampuannya," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Pemkab Aceh Besar menghadirkan Penggagas STEM-C, Prof Ts Dr. Mohammad Sattar Rasul dari Malaysia untuk memberikan peningkatan kapasitas para guru penggerak agar mampu melahirkan individu yang kreatif, inovatif dan berkarakter di masa depan.
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Guru Penggerak Aceh, Teti Wahyuni, mengakui STEM-C ini sejalan dengan kurikulum merdeka, karena berorientasi pada meningkatkan pembelajaran berbasis projek untuk mewujudkan karakter manusia yang berkarakter Pancasila.
"Untuk itu, guru harus terlebih dahulu memiliki kesepahaman yang kuat dan memiliki nilai positif agar bisa menjadi panutan bagi siswa," katanya.
Sementara itu, Saminan MPd, mewakili Ketua STEM-C mengatakan STEM-C bukan untuk memahami matematika dan teknologi saja, tetapi jauh dari itu agar bisa melakukan hal yang lebih besar di masa depan seperti menyelesaikan persoalan dan kebutuhan, ditambah memiliki karakter yang islami dan guru harus menjadi pembangun siswa untuk menuju STEM-C. []