90 Persen Pasien Positif COVID-19 di Aceh Sembuh, Apa Tindakan Rumah Sakit?

Konten Media Partner
9 Juni 2020 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruang RICU di RSUDZA Banda Aceh, tempat merawat pasien dengan positif COVID-19. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ruang RICU di RSUDZA Banda Aceh, tempat merawat pasien dengan positif COVID-19. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sampai saat ini, Aceh tercatat sebagai provinsi dengan kasus positif COVID-19 terendah se-Indonesia. Jumlahnya hanya 20 kasus, dengan tingkat kesembuhan pasien sangat tinggi, 90 persen.
ADVERTISEMENT
Sesuai data, dari 20 kasus positif yang tercatat sejak akhir Maret 2020 sampai Selasa (9/6/2020) hanya satu pasien yang meninggal dunia. Sementara satu pasien lagi berinisial Muk (51 tahun) asal Aceh Tamiang, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zubir Mahmud (RSUDZM) Aceh Timur.
Sebagian besar pasien dengan positif COVID-19 di Aceh dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, atau sekitar 17 kasus. Selebihnya dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan di kabupaten/kota.
Terkait tingkat kesembuhan yang tinggi bagi pasien COVID-19 di Aceh, Wakil Direktur RSUDZA Banda Aceh, Dr. dr. Endang Mutiawati Sp.S (K), membeberkan sejumlah tindakan yang dilakukan rumah sakit terbesar di Aceh itu dalam menangani pasien COVID-19.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, secara umum penanganan dalam pemberian obat-obatan seperti vitamin dan lainnya, sama dengan daerah lain. “Mungkin (lebihnya) dari sisi penatalaksanaan penyakitnya dan dari sisi kesiapan sarana dan prasarana,” katanya kepada acehkini, Selasa (9/6).
dr Endang Mutiawati (tengah). Foto: acehasia
Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), RSUDZA juga disebutkan sangat siap dalam penanganan pasien COVID-19, karena sudah ditata lebih dulu dengan baik dan teratur. “Sehingga segala yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien, baik waktu diagnosa, ambil darah, rontgen dada dan tes penunjang diagnostik lainnya telah tersedia lebih dulu, dan tidak memakan waktu lama,” katanya.
Data acehkini, kesiapan fasilitas dan SDM di rumah sakit tersebut telah disiapkan sejak awal Maret 2020, jauh sebelum kasus positif COVID-19 pertama tercatat di Aceh, pada 23 Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Kata dr. Endang, hal lain paling mendukung kesembuhan adalah psikologi pasien yang mampu meningkatkan imun tubuhnya dengan baik. “Yang paling jelas terlihat track record kesembuhan pasien di RSUDZA tinggi, sehingga pasien lebih yakin (dapat sembuh),” katanya.
Hal ini kemudian membangun keyakinan pasien yang berusaha sembuh dari virus corona. “Alhamdulillah dan atas keberkahan Allah, mereka (pasien) melihat banyak yang sembuh sehingga percaya diri. Imun meningkat dan mempermudah kesembuhan,” sambungnya.
RSUDZA juga menyediakan sistem pelayanan islami. Misalnya, untuk pasien COVID-19 yang baru masuk dibimbing secara agama untuk meningkatkan motivasi kesembuhan atau siraman rohani. Pasien juga selalu diingatkan untuk melaksanakan salat lima waktu serta berdoa.
“Secara spesifik banget itu tidak ada yang berbeda (penanganan pasien), hanya terbangun rasa percaya diri pasien dalam melihat keberhasilan selama ini,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, RSUDZA tidak merawat satu pun pasien dengan positif COVID di Aceh. Pasien terakhir yang dirawat di sana adalah I (38 tahun), telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan pada 4 Juni 2020. []