Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Aceh Tingkatkan Energi Terbarukan, Ini Sejumlah Sumbernya
28 September 2019 10:00 WIB

ADVERTISEMENT
Pemerintah Aceh komitmen untuk terus meningkatkan proporsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Selain untuk mencukupi kebutuhan energi, hal itu dilakukan untuk mendukung program unggulan Aceh Hebat lainnya, yaitu Aceh Green.
ADVERTISEMENT
"Kami berkomitmen pada tahun 2022, ketersediaan energi yang bersumber dari energi baru terbarukan di Aceh mencapai 12,25 persen," kata Nova Iriansyah, Plt Gubernur Aceh dalam Forum Grup Diskusi (FGD) bertema ‘Optimalisasi Energi untuk Aceh’ yang diinisiasi oleh Center for Energy and Innovation Technology Studies (Cenits) dan alumni Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Banda Aceh, Jumat (27/09).
Nova mengatakan, pemerintah bersama dewan di DPR Aceh tengah merampungkan Rancangan Qanun Aceh tentang Rencana Umum Energi Aceh (RUEA). Qanun itu nantinya akan menjadi payung hukum untuk melakukan optimalisasi energi baru terbarukan.
Nova mengatakan, Qanun RUEA mengamanatkan pengelolaan energi di Aceh, dengan sistem pengelolaan yang bersih dan terbarukan. Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan pemanfaatan RBT melalui prioritas pengembangan potensi sumber EBT untuk merealisasikan komitmen Aceh dalam pembangunan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemerintah Aceh terus mendorong efisiensi dalam pemanfaatan energi melalui pelaksanaan konservasi energi. Menuntut partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sumber daya energi, dalam rangka mencapai kemandirian energi. Apalagi Aceh diketahui sangat kaya dengan sumber daya potensi energi baru terbarukan, seperti sumber daya air, matahari, angin, panas bumi, dan biomassa.
"Pemerintah Aceh telah melakukan beberapa inisiatif terkait upaya optimalisasi potensi energi di Aceh," kata Nova. Selain itu, pembangunan infrastruktur pembangkit listrik skala kecil dan skala besar terus dilakukan.
Hingga saat ini, Pemerintah Aceh telah membangun 31 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Untuk skala yang lebih besar, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan skala 10 MW di Kabupaten Nagan Raya, dilakukan melalui kerjasama dengan pihak investor sebagai Independent Power Producer yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, saat ini di Krueng (sungai) Peusangan, Kabupaten Aceh Tengah, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas total 88 MW sedang dilaksanakan oleh pihak PLN.
Upaya Optimalisasi Potensi Energi Aceh juga telah dilakukan pada beberapa Lapangan Panas Bumi (Geothermal Green Field) di Aceh, yaitu: Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi di Kota Sabang sebesar 10 MW, dan Pembangunan PLTP Seulawah Agam di Kabupaten Aceh Besar sebesar 55 MW, dari total perkiraan potensi panas bumi sebesar 165 MW.
Pembangunan PLTP Seulawah Agam turut melibatkan PT. Pembangunan Aceh (PT. PEMA) selaku Badan Usaha Milik Aceh yang mempunyai kepemilikan saham dalam usaha patungan dengan perusahaan pengembang. Dengan demikian, penjualan energi listrik yang dihasilkan dari PLTP Seulawah Agam akan menjadi salah satu sumber pendapatan asli Aceh.
ADVERTISEMENT
Nova menyebutkan, untuk dapat mengoptimalkan pengembangan potensi energi tersebut, pemerintah sangat membutuhkan sinergi dengan semua pihak. "Kepada rekan-rekan Alumni ITS, kami mengharapkan kontribusinya untuk dapat turut serta dalam mendukung pengembangan energi di Aceh," kata Nova. []
acehkini