Acehkini Jalan-jalan: Liburan ke Korea, Cari Barang Antik di Insadong

Konten Media Partner
22 Juni 2019 10:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan utama di lokasi pasar Insadong, Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Jalan utama di lokasi pasar Insadong, Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Mau liburan ke Seoul, Korea Selatan? Catatkan Insadong dalam daftar tempat yang akan dikunjungi. Ragam barang antik ada di sana untuk oleh-oleh.
ADVERTISEMENT
Osowayeo, Oenni (Silakan masuk, Kakak),” sapa perempuan itu ramah kepada acehkini, saat berkunjung ke sana, awal Maret 2019. Ia ada salah satu dari puluhan penjual pernak-pernik yang ada di Insadong, Seoul, Korea Selatan. Tokonya menjual ragam pajangan khas Negeri Gingseng; gantungan kunci, kaos hingga gambar dan poster bintang drama, dan artis K-Pop yang sedang naik daun. Tokonya berada di sisi kanan, tak jauh dari Ssamziegil Shopping Complex.
Kalimat Osowayeo berarti selamat datang. Saat pertama kali pengunjung berdiri di depan toko mereka, para penjual di Korea akan mengucapkan hal ini. Maknanya pengunjung dipersilakan masuk buat lihat-lihat. Oenni adalah panggilan untuk kakak jika diucapkan oleh perempuan.
“Tenang saja, Oenni, semuanya murah-murah seperti biasa,” tambahnya lagi dalam bahasa Indonesia. Beberapa penjual di sini memang biasa menyapa pembeli dengan bahasa asal turis.
ADVERTISEMENT
“Gantungan kunci boneka ada,” tanya salah seorang pembeli. “Oh itu di sini, harganya 6.000 ribu won, tapi untuk kakak 4.500 saja, sudah saya diskon,” jawabnya sambil tersenyum.
“Semuanya ada diskon, orang perempuan suka diskon ya kan, Oenni,” katanya melihat ke arah acehkini. Kalimat itu disambut tawa pembeli lain yang sedang memilih barang.
Toko-toko menjual aneka produk di Insadong. Foto: Khiththati/acehkini
Insadong berlokasi di pusat kota, menuju ke sana melalui Station Subway Anguk line 3, pintu 6. Jalan utamanya bernama Insadong Gil, dipenuhi beragam toko antik dan pernak pernik. Area seluas 12,7 hektare ini merupakan jalan terbuka untuk melihat beragam kebudayaan antik dan seni. Banyak galeri di pinggir jalan termasuk juga kedai buku tua, rumah teh, dan kerajinan lainnya.
ADVERTISEMENT
Jalan utamanya menghubungkan ke banyak cabang lorong. Beberapa seniman ikut memamerkan hasil karyanya di sini. Bahkan terkadang ada yang melukis, atau mengukir di pojok toko mereka.
Berada di sini terasa waktu kembali ke era 500 tahun silam, saat Kerajaan Joseon masih jaya. Kawasan ini dulunya merupakan kompleks untuk pedagang, dan para birokrat berkediaman. Beberapa di antaranya diperuntukkan bagi mereka yang telah menyelesaikan tugas istana dengan baik lalu pensiun.
Kala agresi militer Jepang terjadi pada masa Joseon, warga yang kaya dan terpandang dipaksa untuk pindah dan menjual barang barang mereka di sini. Lokasi ini awet hingga sekarang. Kini bangunan peninggalan masa lalu itu sebagian besar disulap menjadi restoran dan pertokoan.
Menikmati minuma tradisional, measil tea dan omija di Insadong. Foto: Khiththati/acehkini
Setelah perang saudara Korea berakhir, daerah ini menjadi fokus menjadi pusat kesenian serta cake. Tempat ini menjadi tujuan wisata populer wisatawan asing pada tahun 1960 dengan sebutan Mary Alley. Kemudian bertambah terkenal selama pelaksanaan Olimpiade Seoul tahun 1988. Pada tahun 2000, renovasi sejumlah bangunan dilakukan. Namun dengan masifnya protes yang dilakukan, maka proses modernisasi dihentikan.
ADVERTISEMENT
Berada di antara kawasan Jongno dan Bukchon, tempat kediaman orang-orang kelas menengah atas pada puluhan tahun silam, nama Insadong sendiri baru tercipta pada tahun 1914, menjadi cultural district pertama di Korea Selatan.
Insadong diambil dari kata 'In' dan 'Sa', awalnya merupakan nama dua departemen dalam pemerintahan dinasti Joseon yaitu Gwan-in-bang dan Dae-sa-dong yang dipisahkan oleh sebuah sungai kecil. Sebelum akhirnya disebut Insadong puluhan tahun kemudian. Sebutan dong dalam bahasa Korea merunut pada wilayah atau lingkungan.
Kawasan ini diapit oleh Istana Utama Gyeongbokgung, Istana Chandokgung dan Istana Unhyeongung, membuat tempat khas dengan pemandangan apik, masa lalu dan kekinian.
Pusat kota tua ini tak pernah sepi pengunjung. Bersantai sejenak sambil menikmati teh khas Korea menjadi pilihan yang menyenangkan di sini. Jalan yang memadukan budaya tempo dulu dan modern ini merupakan salah satu kawasan yang wajib dikunjungi bila anda berkunjung. Tempat ini benar-benar mewakili sejarah dan budaya masyarakat dari masa ke masa, peninggalan arsitektur dan, perpaduan menarik untuk diperhatikan.
Salah satu kedai teh di Insadong. Foto: Khiththati/acehkini
Ada sekitar 100 galeri di sini. Pengunjung dapat melihat beragam seni rupa dari patung hingga lukisan, yang paling terkenal adalah Hakgojae Gallery yang difungsikan sebagai pusat kesenian, dan ada pula Gana Art Center, di mana banyak seniman yang menjanjikan dipromosikan karyanya.
ADVERTISEMENT
Terkadang jika datang sesuai dengan jadwal pertunjukan, kita dapat menikmati demonstrasi kaligrafi dan pertunjukan tarian tradisional Pansori. Lelah berjalan dan ingin bersantai? Bersantai di Tea House wajib dicoba.
Mencoba beragam teh adalah pelengkap bila menjelajah setiap lorong yang ada. Kafenya berbentuk bangunan tradisional yang nyaman, tenang dan terkadang tercium wangi aroma yang khas. Halaman kecilnya juga ditata sedemikaan rupa membuat kita seakan kembali ke beberapa abad silam. Kedai-kedai sangat populer di sini, tak heran banyak pengunjung dari beragam kelompok usia yang menikmati minuman sambil berbincang bincang.
Ingin mencoba kafe teh yang lebih modern dan populer? Rekan acehkini bernama Jimin menyarankan teh di Osulloc Café. Produk mereka paling banyak dicari di Insadong, karena teh olahan dengan ragam campuran yang berkhasiat. Banyak turis membelinya sebagai oleh-oleh.
Suasana di salah satu kedai teh. Foto: Khiththati/acehkini
Harga teh di kedai ini dibanderol mulai 15.000 won per paket atau sekitar 180.000 ribu tergantung ukurannya. Tak hanya itu pengunjung dapat memilih sendiri, dengan mencium aroma yang ditawarkan sesuai selera. Produk mereka khusus didatangkan dan diolah di Pulau Jeju. “Cake sama ice cream green tea-nya patut dicoba,” saran Jimin.
Ice Cream Green Tea, menu favorit di Osulloc Cafe. Foto: Khiththati/acehkini
Tak jauh dari Osulloc terdapat gedung mencolok bernama Ssamziegil. Dibangun pada 2004 dan menjadi pusat perbelanjaan khusus kerajinan. Bangunan unik ini memamerkan beragam barang buatan tangan langsung para seniman. Lantai bawah tanah gedung ini juga menjadi lokasi pembuatan beragam kerajinan. Para pelajar juga terkadang datang untuk belajar langsung dengan para seniman. Pengunjung juga bisa mencoba photo box dengan memakai Hanbok, pakaian tradisional Korea.
ADVERTISEMENT
Ssamzigil menjadi sangat terkenal setelah dipromosikan dalam musik video promosi wisata Seoul yang berjudul 'Seoul Song', dinyanyikan oleh Super Junior dan Girls Generation (SNSD). Pengunjung juga dapat menemukan beberapa spot berfoto di sini karena semua toko dirancang unik. Lantai paling atas yang terbuka atau juga menjadi spot pemotretan, sekalian menulis pesan cinta yang bisa digantung di pagar yang disediakan.
Pusat perbelanjaan Ssamziegil di Insadong. Foto: Khiththati/acehkini
Bagian paling ujung jalan terlihat banyak stand kecil yang memamerkan beragam barang, kue tradisional hingga permen gula-gula, bahkan lapak para peramal. Barang-barang yang dijajakan di pasar ini khusus pada Hanbok, Hanji (kertas tradisional), teh, tembikar, lukisan, dan kerajinan rakyat lainnya.
Merasa lapar? Jangan khawatir, di sini juga banyak restoran yang menyediakan makanan tradisional. Untuk pilihan menunya, setiap restoran menunjukkan beragam menu berserta harganya di depan rumah makan mereka. Pengunjung tinggal memilih berdasarkan selera dan isi kantong.
Bagian luar gedung Ssamsiezil dengan ikon Insadong. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati
ADVERTISEMENT