Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Acehkini Jalan-jalan: Safranbolu, Kota Kuno di Turki yang Masih Lestari
30 Juni 2023 10:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kota tua di Turki ini merekam banyak kenangan masa lalu. Kaya objek wisata sejarah dan menarik dikunjungi. Simak laporan Rizqan Kamil untuk acehkini jalan-jalan.
Di wilayah tengah Turki, atau tepatnya berlokasi di Provinsi Karabuk, terdapat satu kota yang mencerminkan arsitektur kota klasik Ottoman yang menarik minat para turis. Bernama Safranbolu, kota ini adalah distrik bersejarah dan wisata utama di Karabuk.
ADVERTISEMENT
Lokasinya berada 231 kilometer (km) sebelah utara Ankara dan 90 km sebelah selatan Laut Hitam. Distrik Safranbolu dan pusat Kota Karabuk saling berdekatan, hanya berkisar 8 km dan bisa ditempuh dengan transportasi umum.
Terkenal dengan rumah-rumah yang mencerminkan arsitektur kota Ottoman Klasik, Safranbolu telah masuk dalam daftar Warisan Dunia di Turki sejak 17 Desember 1994. Safranbolu mengambil namanya dari bunga “Saffron”, sebuah tanaman rempah mahal nan langka yang tumbuh di wilayah tersebut.
Safranbolu berada di bawah kendali Ottoman untuk pertama kalinya pada pertengahan abad ke-14, hingga ditaklukkan sepenuhnya pada tahun 1416. Selama Kekaisaran Ottoman, Safranbolu mencapai tingkat budaya dan ekonomi tertinggi, terutama pada abad ke-17, ketika kota ini dijadikan pusat akomodasi di rute perdagangan jalur sutra Istanbul-Sinop. Pada periode yang sama, istana dan negarawan menambahkan identitas dan ciri khas Ottoman ke kota ini.
Ada kekayaan budaya penting di kota ini, Terutama rumah-rumah terkenal Safranbolu yang dibangun dengan pengetahuan arsitektur serta mencerminkan sejarah, budaya, ekonomi, teknologi, dan gaya hidup masyarakat Turki abad ke-18 dan ke-19. Terdapat 1.008 dari sekitar 2.000 bangunan tradisional di kota Safranbolu yang telah didaftarkan dan dilindungi hukum.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1975, Dewan Tinggi untuk Perlindungan Aset Budaya dan Alam mendeklarasikan Safranbolu sebagai kawasan lindung perkotaan. Deklarasi ini menarik perhatian berbagai kalangan, utamanya akademisi. Kemudian minat ini menyebar ke luar Turki dari waktu ke waktu hingga menemukan momentumnya ketika diminati wisatawan.
Pada awal tahun 90-an, daya minat berubah. Pembentukan fasilitas wisata kecil dan menengah dimulai, rumah-rumah besar yang ditinggalkan diubah oleh masyarakat menjadi bangunan seperti hotel dan restoran, begitu pula karya-karya monumental mulai dipugar dan kerajinan tangan yang terlupakan dihidupkan kembali.
Jasa tur kemudian masuk, turut berpartisipasi dalam mengkomersilkan kota Safranbolu ke wisatawan luar negeri. Umumnya para penyedia jasa tur ini memanfaatkan nuansa jelajah kota tua, dimana para wisatawan dapat menelusuri gang-gang sempit dengan melihat barisan rumah-rumah Ottoman yang terpelihara dengan baik.
ADVERTISEMENT
Di sini juga para wisatawan dapat menikmati pameran-pameran griya yang memamerkan kerajinan-kerajinan lokal, seperti tembikar, tenun karpet, dan kerajinan kayu. Para wisatawan juga dapat masuk ke restoran-restoran unik yang disuguhi masakan lokal nan lezat.
Safranbolu memecahkan rekor kunjungan, berhasil menggaet 1,27 juta pengunjung pada tahun 2019. China adalah penyedia turis asing terbanyak ke Safranbolu dengan 52.320 wisatawan, diikuti Taiwan, Amerika Serikat serta beberapa negara lain.
Musim semi dan musim panas adalah musim pariwisata terbaik di Safranbolu. Selama bulan-bulan ini, cuaca umumnya menyenangkan dengan suhu sedang dan curah hujan lebih sedikit dibandingkan musim lainnya.
Penting untuk diperhatikan bahwa puncak musim turis di Safranbolu adalah selama bulan-bulan musim panas, terutama bulan Juli dan Agustus saat banyak orang pergi berlibur. []
ADVERTISEMENT
Note: Artikel ini pertama tayang di acehkini.id