Acehkini Jalan-jalan: Seharian Menikmati Amritsar, India

Konten Media Partner
20 Juli 2019 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Amritsar, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Kota Amritsar, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Penggemar film Bollywood pasti tak asing dengan Punjab, atau sekuel orang-orang Punjabi yang melilitkan sorban panjang di kepala mereka. Banyak film terkenal mengambil lokasi syuting di wilayah ini. Sebut saja 'Rab Ne Bana Di Jodi' yang dibintangi oleh Shah Rukh Khan, dan melambungkan nama Anushka Sharma. Film ini menceritakan tentang kisah cinta pasangan yang tinggal di Amritsar.
ADVERTISEMENT
Amritsar merupakan kota di barat laut India, Negara bagian Punjab. Berjarak 28 kilometer dari Kota Lahore, Pakistan. Wilayah ini merupakan tempat suci bagi umat beragama Sikh. Ada Golden Temple yang dikunjungi jutaan orang setiap harinya.
Berwisata ke India tak lengkap rasanya jika tidak menikmati sekeliling kotanya, acehkini mencobanya pada awal Mei 2019. Karena transportasi di India agak mahal, gunakan saja bus wisata untuk berkeliling seharian, cukup membayar 350 rupee bisa berkendara dari pagi hingga sore.
Bus wisata di Amritsar. Foto: Khiththati/acehkini
Bus bertingkat Hop Hop atau Hoho parkir tidak jauh dari pusat keramaian kota di pinggir jalan utama, tepatnya ada di dalam area Golden Temple. Sambil menunggu jadwal keberangkatan, pemandu menyarankan para pengunjung untuk menikmati suasana pagi di Kuil Emas.
ADVERTISEMENT
Sebagai menu sarapan, jangan lupa mencoba kulcha, kuliner tradisional Punjabi. Ini makanan vegetarian yang lezat, sejenis roti yang bertekstur empuk dan lembut. Banyak makanan vegetarian disajikan di restoran sekitar kuil emas, karena di sana daging dilarang dijual.
Tak jauh dari sana, ada situs sejarah lainnya yang bisa dijelajahi, Jallianwala Bagh. Tempat ini menjadi bukti sejarah perlawanan terhadap Inggris pada masa penjajahan dulu.
Jallianwala Bagh. Foto: Khiththati/acehkini
Bekas peluru di dinding bangunan. Foto: Khiththati/acehkini
Ratusan orang meninggal akibat pembantaian di gedung tersebut tepatnya pada 13 April 1919. Saat itu, orang-orang di Amritsar sedang memperingati Vaisakhi atau Baisakhi. Berkumpulnya banyak orang di tengah kondisi politik yang memanas berakhir tragedi.
Ribuan orang Sikh, Muslim, dan Hindu berkumpul di Jallianwala Bagh, saat tiba-tiba pintu utama ditutup. Penembakan beruntun selama sepuluh menit terjadi. Sekitar satu juta orang diperkirakan meninggal. Jejak peluru di dinding-dinding bangunan masih bisa disaksikan hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Perjalanan berikutnya adalah menjelajahi town hall. Arsitektur bangunan di sini banyak terpengaruh oleh gaya Inggris. Ada puluhan toko dan tempat perbelanjaan yang menjual cendera mata khas Punjabi, mulai dari aksesori sampai perlengkapan doa.
Toko-toko di Amritsar. Foto: Khiththati/acehkini
Pengunjung berpose di depan Dharam Sigh Market. Foto: Khiththati/acehkini
Selain itu, ada juga Partiton Museum yang tidak bisa dilewatkan. Tempat ini tersimpan beragam dokumentasi migrasi terbesar dan berdarah dalam sejarah yang memisahkan India dan Pakistan. Koleksi pribadi beberapa orang juga dipamerkan untuk mengenang perpisahan. Museum ini merupakan ruang memori, penyembuhan luka dan rekonsiliasi. Sayangnya, saat acehkini berkunjung, museum itu tutup karena hari Senin.
Kami pun berkumpul di seberang patung Maharaja Ranjit Singh. Perjalanan dengan bus kemudian berhenti di Kuil Durgana. Tempat ibadah Umat Hindu ini mirip dengan Golden Temple. Berada di tengah danau buatan dengan lapisan emas di bagian atasnya. Hanya saja, areanya lebih kecil serta emas yang lebih sedikit.
Kuil Durgana. Foto: Khiththati/acehkini
Pengunjung membunyikan lonceng di Kuil Durgana. Foto: Khiththati/acehkini
Dinding kuil dengan lukisan berlapis emas. Foto: Khiththati/acehkini
Teng, teng... beberapa pengunjung berbaris untuk membunyikan lonceng. Mereka bergerak masuk dan keluar dengan tanda merah di kening. Kuil Durgana dikenal juga dengan nama Lakshmi Narayan Temple. Di sini sering digelar upacara keagaman Hindu, menjadi tempat ibadah utama umat Hindu di Amritsar.
ADVERTISEMENT
Tujuan selanjutnya adalah benteng Gobindgarh. Lokasinya yang berada di tengah kota, membuat pengunjung dapat melihat dan mempelajari sejarah kota ini.
Benteng Gobindgarh. Foto: Khiththati/acehkini
Suasana di dalam Kuil Durgana. Foto: Khiththati/acehkini
Benteng ini berbentuk bujur sangkar. Berbahan dasar bata dan kapur, dibangun awal abad ke-18 oleh Gujjar Singh Bhangi. Di sekelilingnya terdapat banyak jalur melingkar dan parit-parit dalam.
Pada tahun 1805, benteng ini direbut oleh Maharaja Ranjit Singh dan ia merenovasinya. Awalnya, benteng ini dijadikan sebagai tempat berlindung terhadap para penjarah kota yang marak pada zaman itu. Dulunya, gerbang dan parit memiliki pondasi lumpur, bentuknya terinspirasi dari gaya Prancis.
Banyak orang yang menyebut, sang Maharaja sempat menyimpan Permata Kohi Noor yang masyhur itu di sini. Ia juga mempunyai dua ribu orang penjaga. Inggris kemudian mengambil alih benteng, menerapkan penjagaan artileri bersenjata, beberapa meriam masih terpajang kokoh hingga kini.
ADVERTISEMENT
Matahari terik di bulan Mei, membuat banyak pengunjung enggan berkeliling benteng. Mereka lebih memilih beberapa museum di dalamnya untuk dieksplorasi.
Museum Toshakhana di dalam Benteng Gobindgarh. Foto: Khiththati/acehkini
Ada pertunjukan sejarah live action 7D, di Museum Sher e Punjab, berkisah tentang penaklukan Kota yang membawa pengunjung kembali ke awal abad 19. Juga ada Museum koin Toshakhana yang menyimpan uang-uang masa lalu yang langka. Di sini juga ada replika permata Kohi Noor.
Selanjutnya Museum Ancient Warfare, menyimpan banyak senjata perang masa lalu dan baju perang. Patung-patung yang ada dibuat semirip mungkin dengan manusia. Pengunjung tidak boleh menyentuhnya.
Setelah lelah berkeliling, para pengunjung juga bisa duduk santai sambil menikmati pertunjukan bhangra, gatka atau permainan musik dan tari tradisional lainnya. Pastinya pukulan genderang bhangra membuat pundak dan tangan ikut bergoyang. Untuk di malam harinya juga ada pertunjukan light show yang menghibur. Untuk harga tiket masuk ke kawasan ini dibedakan antara turis asing dan lokal, ya. Semua tiket museum dan pertunjukan dapat dibeli dalam satu paket.
Taman di sekitar Jallianwala Bagh. Foto: Khiththati/acehkini
Perjalanan selanjutnya menuju Khalsa Collage, Kampus tertua di Punjab, India Gate, dan beberapa bangunan lain. Karena panas, banyak wisatawan memilih duduk di dalam bus ber-AC sambil mendengarkan penjelasan singkat dari pemandu wisata.
ADVERTISEMENT
Tur hari itu ditutup dengan menyaksikan upacara penurunan bendera di Wagah Border, perbatasan India-Pakistan.
Saat pulang kembali ke pusat kota, banyak wisatawan memilih duduk di lantai dua bus sambil menikmati matahari tenggelam. Bus berhenti di titik awal. Sinar terang lampu sudah menerangi jalan, hawa mulai kembali sejuk.
Senjata khas Punjab yang dijual di pasar Amritsar. Foto: Khiththati/acehkini
Aneka cendera mata di Amritsar. Foto: Khiththati/acehkini
Kulcha, kuliner tradisional Punjab. Foto: Khiththati/acehkini
Pembuat kulcha di jalanan Amritsar. Foto: Khiththati/acehkini
Reporter: Khiththati