Konten Media Partner

Anggota DPR Aceh Desak Pemerintah Pulangkan Mahasiswa Aceh dari China

27 Januari 2020 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana mahasiswa aceh di asrama kampus di Kota Wuhan, China. Foto: Dok. Pemerintah Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Suasana mahasiswa aceh di asrama kampus di Kota Wuhan, China. Foto: Dok. Pemerintah Aceh
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi V Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, M. Rizal Fahlevi Kirani, mendesak Pemerintah Aceh agar segera memulangkan mahasiswa Aceh yang saat ini berada di sejumlah kota di China.
ADVERTISEMENT
Menurut Fahlevi, pemulangan mahasiswa asal Aceh harus segera dilakukan karena kondisi di Kota Wuhan dan kota lainnya di China sudah sangat kritis dan terisolasi karena virus Corona yang semakin merebak.
"Kami mendesak pemerintah Aceh untuk segera memulangkan mahasiswa Aceh yang ada di sana. Kalau dikategorikan, ini sudah bencana bagi China dan berefek kepada mahasiswa Aceh," kata Fahlevi kepada acehkini, di Banda Aceh, Senin (27/1).
Menurutnya, Pemerintah Aceh harus melakukan langkah-langkah strategis secara sistematis untuk memulangkan mahasiswa Aceh yang berada di China. "Pemerintah Aceh harus langsung ke pemerintah pusat mendorong supaya mahasiswa Aceh segera dipulangkan," tutur dia.
M. Rizal Fahlevi Kirani
Meski akses keluar-masuk ke Kota Wuhan tempat terparah terpapar virus Corona sudah ditutup, menurut Fahlevi, pemerintah tetap bisa mengevakuasi warganya di sana dengan mekanisme internasional.
ADVERTISEMENT
"Di daerah konflik saja bisa walaupun sudah ditutup akses, itu ada mekanisme dan aturannya secara internasional," sebut dia.
Sebelumnya, Direktur Pemuda Pelajar Indonesia (PPI) se-Tiongkok, Mulia Mardi, yang juga masih menimba ilmu di salah satu Universitas di Wuhan menyampaikan bahwa saat ini yang paling dibutuhkan mahasiswa Aceh yang terisolasi akibat virus Corona di Wuhan adalah masker khusus dan makanan.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 63 mahasiswa Aceh di seluruh China, 33 orang di antaranya menempuh pendidikan di Wuhan. Saat ini tercatat, hanya ada 12 orang berada di sana. "Sebagian besarnya sudah pulang, sebagian memanfaatkan waktu liburan di sana," ujarnya. []