Banjir Aceh Tamiang: Air Surut, Logistik Selain Beras di Posko Darurat Menipis

Konten Media Partner
7 November 2022 17:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir di jalan Banda Aceh-Medan, Aceh Tamiang, Ahad (6/11). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di jalan Banda Aceh-Medan, Aceh Tamiang, Ahad (6/11). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Banjir Aceh Tamiang, Aceh, sejak sepekan ini perlahan surut di sejumlah kecamatan, Senin (7/11) siang. Meski demikian, pengungsi di posko darurat masih membutuhkan bantuan sebab stok logistik selain beras menipis.
ADVERTISEMENT
"Beras cukup, alhamdulillah sangat banyak pasokannya. Tapi memang untuk pendamping beras ini seperti sarden, telur, dan mi instan dari awal sangat terbatas jumlahnya," kata Agusliayana Devita, Juru Bicara Pemerintah Aceh Tamiang, kepada acehkini, Senin siang.
Kekurangan itu karena hampir seluruh kecamatan warga mengungsi. Sampai Ahad kemarin, jumlahnya lebih dari 29 ribu keluarga yang tersebar di 343 titik. "Pendamping (beras) ini yang sangat minim," ujarnya.
Devi menyarankan bila ada warga hendak menyalurkan bantuan tidak dalam bentuk beras. "Perlengkapan bayi, seperti susu bayi dan makanan bayi juga dibutuhkan," katanya.
Logistik Disalurkan ke Posko
Devi menuturkan pemerintah terus menyalurkan bantuan ke posko darurat. Ia mengklarifikasi informasi soal korban banjir tak dapat bantuan. Menurutnya, warga harus ke posko darurat karena bantuan tidak disalurkan per individu.
ADVERTISEMENT
"Karena ini masa panik, kami tidak bisa antar dari rumah ke rumah, melainkan kita mempersilakan kepala desa atau dusun untuk membuka dapur umum dan melaporkan ke kami. Jadi kami distribusi pasokan logistiknya itu ke dapur umum bukan individu," ujar Devi.
Bagi warga tidak menempati posko darurat karena menjaga rumahnya, Devi menyarankan agar tetap ke posko untuk mengambil logistik. "Saat jam-jam makan silakan melapor (datang) ke dapur umum," katanya.
Banjir Aceh Tamiang melanda seluruh kecamatan yang berjumlah 12 itu terjadi sejak Ahad 30 Oktober lalu. Menurut Devi, saat ini air di wilayah hulu dan tengah kabupaten itu sudah surut.
Namun, wilayah hilir ketinggian banjir masih sekitar 1 hingga 1,5 meter. "Dari 12 kecamatan, tinggal yang masih ada airnya itu Kecamatan Manyak Payed, Seruway, Bendahara, Banda Mulia, dan sebagian wilayah Rantau," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Jalur darat penghubung Aceh-Sumatra Utara pun sudah bisa dilintasi pada Senin siang usai beberapa hari lumpuh total. "Sudah bisa dilewati, tapi sistem buka tutup karena masih ada ketinggian air selutut orang dewasa," kata Devi.