Konten Media Partner

Bencana di Aceh 802 Kali Selama 2020, Kerugian Capai Rp 291 Miliar

4 Januari 2021 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas di ruang pinere RSUDZA Banda Aceh memindahkan perkakas kerjanya yang terendam banjir, 8 Mei 2020. Foto: Abdul Hadi/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Petugas di ruang pinere RSUDZA Banda Aceh memindahkan perkakas kerjanya yang terendam banjir, 8 Mei 2020. Foto: Abdul Hadi/acehkini
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat jumlah bencana di Aceh sedikitnya 802 kali sepanjang tahun 2020. Kerugiannya diperkirakan Rp 291 miliar.
ADVERTISEMENT
"Bencana kebakaran permukiman semakin mencemaskan dan mendominasi sebanyak 289 kali kejadian dengan total prediksi kerugian Rp 98 miliar," kata Kepala BPBA, Sunawardi, dalam keterangannya, Senin (4/1).
Selain kebakaran, bencana lain yaitu kebakaran hutan dan lahan 205 kali, angin puting beliung 100 kali, banjir 95 kali, longsor 57 kali, banjir dan longsor 13 kali, abrasi 12 kali, banjir bandang 5 kali, banjir rob 2 kali, kekeringan 2 kali, gelombang pasang 1 kali, dan gempa bumi berkekuatan 5-5,3 Magnitudo 21 kali.
Pedagang membersihkan Pasar Inpres, Lhokseumawe usai kebakaran, 9 Juli 2020. Foto: Reza Juanda/acehkini
"Dampak yang ditimbulkan akibat bencana di Aceh tahun 2020 antara lain banyaknya masyarakat yang terdampak bencana sebanyak 63.311 KK/140.953 jiwa, pengungsi sebanyak 51.958 jiwa, yang meninggal dunia akibat bencana sebanyak 18 orang, dan luka-luka sebanyak 18 orang," kata Sunawardi.
ADVERTISEMENT
Sunawardi menuturkan, bencana kebakaran permukiman yang mendominasi sebenarnya dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Misalnya, dengan memeriksa instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran.
Anak-anak bermain di genangan air akibat banjir yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu (20/5/2020). Foto: Abdul Hadi/acehkin
"Sedangkan penyebab lainnya adalah perlu kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga seperti mematikan kompor dan barang-barang elektronik yang harus diawasi dengan baik," sebutnya.
Kemudian dari sudut kerugian, kata dia, bencana banjir bandang yang menimbulkan paling banyak kerugian baik kepada masyarakat maupun infrastruktur yang ada. "Banjir paling banyak disebabkan meluapnya air sungai dan pembalakan liar yang menyebabkan banjir bandang," tuturnya.