Bintang Bulan Berkibar saat Milad GAM, TNI: Tak Ada Bendera Selain Merah Putih

Konten Media Partner
4 Desember 2020 16:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bendera bintang bulan yang sempat dikibarkan di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (4/12) pagi, bertepatan Milad ke-44 GAM. Foto: Yudiansyah/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Bendera bintang bulan yang sempat dikibarkan di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (4/12) pagi, bertepatan Milad ke-44 GAM. Foto: Yudiansyah/acehkini
ADVERTISEMENT
Seratusan warga Aceh mengibarkan bendera bintang bulan di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (4/12). Tentara Nasional Indonesia (TNI) meminta massa menurunkan bendera tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada bendera selain merah putih.
ADVERTISEMENT
"Tadi mereka mengatakan ikrar bahwa bendera (bintang bulan) mereka bukan bendera separatis, tapi saya sudah menyampaikan bahwa tidak ada bendera selain bendera merah putih," kata Komandan Distrik Militer (Dandim) 0101/BS Letnan Kolonel (Letkol) Inf Abdul Razak Rangkuti, kepada jurnalis, Jumat (4/12).
Menurut Razak, tidak ada kerusuhan saat aparat meminta massa menurunkan bendera bintang bulan. Razak kemudian meminta massa tidak berkumpul karena dikhawatirkan terjadi penularan corona.
"Tadi hanya sebentar berkibar. Mereka menurunkan lagi dan menyampaikan aspirasi-aspirasinya dan tuntutan-tuntutannya ke pusat agar Pemerintahan Aceh ini dapat lebih maju dari sebelumnya," sebutnya.
Bendera bintang bulan berkibar di halaman Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh, Jumat (4/12) pagi. Bendera Gerakan Aceh Merdeka itu dinaikkan oleh massa seratusan orang yang mengaku datang dari berbagai daerah ke pusat ibu kota Aceh untuk memperingati milad ke-44 GAM.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, Gerakan Aceh Merdeka dideklarasikan oleh Teungku Hasan Muhammad di Tiro pada 4 Desember 1976 di Gunung Tjokkan, Tiro, Pidie. Gerakan ini mengangkat senjata untuk memisahkan Aceh dari Indonesia. Hampir 29 tahun berperang, GAM kemudian menyepakati perdamaian dengan Republik Indonesia di Helsinki, 15 Agustus 2005. Kelak, perjanjian damai itu dikenal dengan MoU Helsinki.