Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seratusan warga di Kota Banda Aceh sejak pagi pukul 08.30 WIB, Jumat (26/4), berkumpul di lantai dasar bangunan evakuasi atau shelter tsunami yang disebut dengan nama Escape Building di Gampong Alue Deah Teungoh, Kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh. Mereka berkumpul dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 yang diperingati pada 26 April.
ADVERTISEMENT
Kegiatan diinisiasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh juga masih dalam rangkaian merayakan HUT ke-814 Kota Banda Aceh. Tiga agenda acara memeriahkan peringatan HKB di Banda Aceh yang mengusung tema 'Perempuan Sebagai Guru Siaga Bencana'. Peringatan HKB pada hari ini digelar secara serentak di Indonesia.
Di Banda Aceh, peringatan HKB 2019 yang dibuka oleh Syukri mewakili Wali Kota Banda Aceh, diawali dengan prosesi wisuda 60 siswi sekolah dalam program Escape Building Labschool. Mereka merupakan pelajar dari empat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Banda Aceh: SMP 1, SMP 5, SMP 17 dan MtSN Darul Syariah.
"Siswi-siswi yang kita wisuda pada hari ini sebanyak 60 orang, setelah belajar informal setiap hari Sabtu selama sebulan lebih. Kepada mereka kita ajarkan ilmu-ilmu tentang kebencanaan serta langkah-langkah penyelamatan maupun langkah-langkah bagaimana antisipasi bila terjadi bencana," ujar Fadhil, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh, yang mewisuda ke-60 siswi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia menyampaikan, tema 'Perempuan sebagai Guru Siaga Bencana' diusung pada hari peringatan HKB 2019 karena begitu pentingnya peran perempuan dalam hak kesiapsiagaan bencana. Menurutnya, rumah harus menjadi sekolah awal dalam hal kesiapsiagaaan bencana.
Seusai diwisuda, ke-60 siswi itu juga dilantik sebagai Tim Reaksi Cepat (TRC) Sekolah/Madrasah angkatan pertama di Kota Banda Aceh. Pelantikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh ini ditandai dengan penyematan pita nama TRC Sekolah di baju siswi tersebut.
Selain mewisuda 60 siswi program Escape Building Labschool tersebut, pada peringatan HKB 2019 juga diberikan asuransi kebencanaan kepada dua warga secara simbolis. Pada kesempatan ini, juga dilakukan peluncuran santunan bencana warga Kota Banda Aceh.
Romi, pengelola Escape Building Alue Deah Teungoh, terpilih sebagai satu dari 20 orang didaftarkan sebagai anggota santunan bencana warga Kota Banda Aceh yang diberikan oleh General Manager Kyriad Muraya Hotel Aceh, Bambang Pramusinto.
ADVERTISEMENT
Bagi warga Kota Banda Aceh yang ingin menjadi anggota santunan bencana warga Kota Banda Aceh, cukup mendaftar sekali saja dengan membayar 130 ribu rupiah. Pendaftaran dilakukan dengan menyerahkan foto copy kartu tanda penduduk (KTP).
"Hanya mendaftar saja sekali, tidak ada iuran bulanan," ujar Zainal saat mempromosi santunan bencana itu. Di lokasi peringatan HKB tersebut, warga bisa mendaftar langsung di mobil kas keliling Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Hikmah Wakilah yang berdiri di jalan depan Escape Building Alue Deah Teungoh.
Rangkaian kegiatan berikutnya, tepat pada pukul 10.00 WIB digelar simulasi tsunami (tsunami drill). Simulasi ini digelar secara serentak dalam rangka peringatan HKB 2019. Simulasi tsunami di Banda Aceh melibatkan 60 siswi SMP tersebut. (Simak video di bawah ini.)
ADVERTISEMENT
Simulasi dimulai dari SD Negeri 7 yang berjarak sekitar 50 meter dari Escape Building. Saat siswi tersebut sedang bermain dan sibuk dengan aktivitas masing-masing, tiba-tiba diguncang gempa. Lantas seketika mereka berkumpul di halaman tengah sekolah sambil bersalawat.
Tidak lama kemudian, mereka mendengar bunyi sirene tsunami. Begitu mendengar sirene itu, mereka berlari membentuk baris menuju ke Escape Building. Sementara sejumlah petugas terlihat sibuk di lokasi. Mereka membawa korban dengan tandu. Sebagian siswi juga ada yang membantu temannya untuk naik ke Escape Building.
Beberapa saat setelah berada di Escape Building, mereka mendapat aba-aba dari petugas bahwa peringatan tsunami telah dicabut. Tidak lama kemudian, mereka membubarkan diri. Turun dari Escape Building untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana ini dengan simulasi dan drill gempa tsunami semata-mata untuk mengingatkan kembali bahwa kita tidak boleh lengah, kita harus siap siaga dalam menghadapi bencana," ujar Fadhil.
ADVERTISEMENT
Selain di Escape Building ini, tambah Fadhil, simulasi gempa dan tsunami juga digelar di empat lokasi lainnya di wilayah Banda Aceh.
Menurutnya, simulasi bencana tersebut sebagai satu pesan untuk supaya kita tidak lalai dan terus tetap tangguh untuk menghadapi bencana, khususnya di Kota Banda Aceh. Menghadapi bencana yang dimaksud olehnya adalah berupa upaya untuk mampu memperkecil kemungkinan dampak terhadap hilangnya nyawa maupun harta benda.
"Kita tidak boleh lengah dan jangan lupa bahwa kondisi kawasan kita adalah rawan bencana. Kita tidak tahu bencana itu kapan datang, tapi kita harus siap siaga kapan pun bencana kita harus tangguh menghadapinya," sebut Fadhil.
Reporter: Husaini Ende