Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Cara Unik Razia Lalu Lintas di Aceh: Santri Berceramah ke Pelanggar
25 Oktober 2019 11:20 WIB

ADVERTISEMENT
Ada-ada saja ide Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Satlantas Polres) Kabupaten Bireuen, Aceh. Mereka mengajak ratusan santri untuk ikut razia dalam Operasi Zebra Rencong 2019 untuk tertib berlalu lintas. Gagasan ini ternyata mampu membuat pelanggar merasa malu.
ADVERTISEMENT
“Ini kegiatan pertama di Indonesia, dalam rangka Hari Santri Nasional, kami jajaran Satlantas Polres Bireuen berkolaborasi dengan Dayah Mas Darrussa’adah, melakukan edukasi lalu lintas secara masif,” kata Iptu Sandy Titah Nugraha kepada acehkini, Jumat (25/10).
Menurutnya, dalam razia yang dilakukan Kamis sore (24/10) kemarin, mereka melibatkan sebanyak 473 santri didampingi 46 personel Polantas. Para santri laki-laki dan perempuan mengenakan baju jubah putih, lengkap peci dan jilbab. Razia digelar di beberapa titik di kawasan Kota Bireuen.
Saat pelanggar terjerat razia, polisi memeriksa kelengkapan surat-surat. Sementara para santri langsung mengerumuni pengendera motor. Kemudian, satu persatu santri memberikan ceramah alias tausiah kepada pelanggar, tentang pentingnya menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain dalam Islam.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan lain, para santri juga beraksi dengan cara lain. Duduk melingkar di sekitar pelanggar sambil memanjatkan doa-doa secara langsung, agar para pelanggar lalu lintas dibukakan hatinya untuk tertib di kemudian hari.
Pemandangan ini tentu saja mencuri perhatian masyarakat Bireuen yang melintas. “Banyak warga yang menyaksikannya, sebagian dari mereka mengabadikan momen unik ini. Sekaligus menjadi sosialisasi tertib berlalu lintas,” kata Iptu Sandy.
Dia menambahkan, cara tersebut digunakan bertujuan memberi rasa malu kepada pelanggar lalu lintas, memberikan pendekatan secara islami, karena wilayah Aceh kental dengan syariat Islam. Selain itu juga memberikan panggung aktualisasi para santri dalam menguji kemampuan diri dalam berdakwah agama di depan umum.
"Saya bangga dengan ratusan adik-adik santri yang bersemangat, mudah-mudahan pelanggar lalu lintas jera dan masyarakat Bireuen berubah menjadi lebih tertib dan maju," harap Iptu Sandy.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pelanggar, Ikhsan (21 tahun) kepada polisi mengaku malu, bingung dan tak tahu harus berbuat apa saat diceramahi para santri di depan umum. Dia terjaring razia karena berkendara tidak menggunakan helm. "Saya malu pak, ini lebih terasa dibandingkan ditilang," ujarnya. []