Cerita Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Aceh Binaan Baitul Mal

Konten Media Partner
14 Juli 2019 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Gampong Lambarih Jurong Raya membersihkan ikan yang dipanen dari tiga petak kolam, Minggu (14/7). Foto: Dok. Baitul Mal Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Warga Gampong Lambarih Jurong Raya membersihkan ikan yang dipanen dari tiga petak kolam, Minggu (14/7). Foto: Dok. Baitul Mal Aceh
ADVERTISEMENT
Hari ini, Minggu (14/7), Baitul Mal Gampong (BMG) Lambarih Jurong Raya di Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, melakukan panen perdana budi daya ikan air tawar. Budi daya ikan jenis nila tersebut merupakan binaan Baitul Mal Aceh melalui Program Gampong Produktif untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Panen perdana budi daya ikan nila itu dihadiri langsung Plt Kepala Baitul Mal Aceh, Mahdi Ahmadi, bersama Kepala Bidang Sosialisasi dan Pengembangan, Rizky Aulia dan Kepala Bidang Perwalian, Putra Misbah. Sedangkan dari pihak gampong (desa) dihadiri Kepala BMG Irfan Siddik dan Plt Kepala Desa Lambarih, Burhan.
"Alhamdulillah setelah tiga bulan dibudidaya, hari ini BMG Lambarih sudah membuahkan hasil. Panen perdana ini selain untuk dinikmati bersama warga juga nanti hasilnya akan dibagikan kepada fakir miskin di sekitarnya," ujar Irfan, Kepala BGM Desa Lambarih Jurong Raya.
Ia menyebutkan bibit ikan yang dibudidayakan lebih kurang 7.000 bibit untuk tiga petak kolam. Setiap kolam menghasilkan sekitar 350 kilogram ikan nila. Per kilo dijual antara harga Rp20 ribu hingga Rp25 ribu.
Panen perdana budi daya ikan air tawar Baitul Mal Gampong Lambarih Jurong Raya. Foto: Dok. BMA
Plt Kepala Baitul Mal Aceh, Mahdi Ahmadi mengatakan Program Gampong Produktif ini sudah ada sejak 2012. Setiap tahun Baitul Mal Aceh menganggarkan dana ratusan juta rupiah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui BMG dengan harapan masyarakat dapat diberdayakan.
ADVERTISEMENT
Untuk program tersebut, Baitul Mal Aceh memberikan modal usaha kepada BMG-BMG yang memiliki potensi dan masyarakat yang punya keinginan. Pada awal program itu dibuat, setiap gampong hanya memperoleh Rp30 juta, kemudian program dievaluasi dan dinilai memiliki dampak maka Baitul Mal Aceh meningkatkan lagi dananya menjadi Rp50 juta per gampong.
"Setiap tahun BMG yang sudah disuntik dananya akan dimonitoring dan evaluasi, jika pengelolaannya bagus, maka tahun selanjutnya akan ditambahkan modal. Namun jika stagnan, maka tidak diberikan lagi," sebut Mahdi dalam keterangan tertulisnya kepada acehkini, Minggu (14/7).
Plt Kepala Baitul Mal Aceh, Mahdi Ahmadi, memperlihatkan ikan hasil budi daya Baitul Mal Gampong Lambarih Jurong Raya. Foto: Dok. BMA
Ia mengatakan selain budi daya ikan air tawar Gampong Lambarih, juga ada puluhan gampong lain yang menjadi binaan Baitul Mal Aceh seperti Data Makmur, Lam U, dan beberapa desa lainnya termasuk di kabupaten/kota se-Aceh. Usaha yang dilaksanakan beragam mulai budi daya jahe merah, nilam, ayam petelur, ternak sapi, hingga budi daya lebah.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019, Baitul Mal Aceh juga akan memberikan modal usaha untuk 10 gampong. Setiap gampong yang dinilai layak setelah diverifikasi akan mendapatkan Rp50 juta. Verifikasi menjadi syarat mutlak Baitul Mal Aceh sebelum bantuan itu diberikan, sehingga dana zakat yang disalurkan benar-benar tepat sasaran.
"Dengan adanya program pemberdayaan seperti ini angka kemiskinan di Aceh bisa menurun, minimal membantu meningkatkan penghasilan para fakir miskin di gampong-gampong," tutur Mahdi.
Reporter: Husaini