Dampak Corona, Pembudi Daya Ikan Air Tawar di Aceh Sulit Pasarkan Hasil Panen

Konten Media Partner
26 Oktober 2020 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Budi daya ikan air tawar di Kabupaten Aceh Barat. Foto: Siti Aisyah/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Budi daya ikan air tawar di Kabupaten Aceh Barat. Foto: Siti Aisyah/acehkini
ADVERTISEMENT
Pembudi daya ikan air tawar di Kabupaten Aceh Barat, Aceh, mengaku sulit memasarkan hasil panen dalam beberapa bulan terakhir karena terkena imbas corona. Penularan virus dinilai turut menurunkan daya beli masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Selama pandemi peminat berkurang. Kendala utama kami adalah pemasaran yang susah,” kata Zulkifli MD, seorang pembudi daya ikan air tawar di Desa Pasie Pinang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Senin (26/10).
Tak hanya itu, Zulkifli juga mengaku selama corona usahanya sama sekali tidak berkembang. Terlebih, ia merasa kesulitan ke luar daerah untuk mengambil bibit ikan. “Waktu ingin keluar mencari bibit lain agak takut,” tuturnya.
Panen ikan air tawar di Aceh Barat. Pembudi daya mengaku sulit memasarkan hasil panen dalam beberapa bulan terakhir karena dampak acorona. Foto: Siti Aisyah/acehkini
Zulkifli mempunyai dua kolam ikan seluas 10x20 meter. Di sana ia membudidayakan beragam jenis ikan air tawar, misalnya bawal, patin, nila, dan gurame. Sekali panen dalam rentang waktu delapan bulan, kolam miliknya menghasilkan 800 kilogram hingga 1 ton ikan.
"Harga jualnya rata-rata Rp 30 ribu per kilogram,” katanya.
ADVERTISEMENT
Hasil panen itu, kata Zulkifli, dipasarkan ke perorangan untuk konsumsi rumah tangga dan sebagian dipasok ke luar Aceh Barat. Selama ini, ia harus memasarkan sendiri hasil panen karena ketiadaan penampung.
Zulkifli berharap pemerintah memberikan solusi atas kendala yang dialami sebagian besar pembudi daya ikan air tawar di sana. “Kami berharap ada penyuluhan dari pemerintah bagaimana cara meningkatkan hasil panen dan dibantu untuk memasarkannya," sebutnya.