Konten Media Partner

Festival Saman di Gayo Lues, Menjaga Warisan Aceh untuk Dunia

20 Agustus 2019 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Tari Saman di Gayo Lues, Aceh. Foto: Humas Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Festival Tari Saman di Gayo Lues, Aceh. Foto: Humas Aceh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, membuka Festival Saman di Lapangan Seribu Bukit Gayo Lues, Aceh, Senin (19/8/2019) malam. Tari saman merupakan salah satu warisan budaya tak benda dunia, setelah ditetapkan UNESCO sejak 2011.
ADVERTISEMENT
"Sebagai khasanah budaya, Tari Saman wajib dilestarikan. Kerja keras melestarikannya adalah bagian dari upaya kita memajukan kesenian di Aceh," kata Nova Iriansyah.
Menurutnya, Saman salah satu keunggulan Aceh, nasional bahkan global. Saman harus ditampilkan sebagai bagian jati diri. “Ini aset bangsa khususnya Aceh, kebudayaan bisa menjadi cara meraih kejayaan,” katanya.
Nova Iriansyah memberikan sambutan dalam festival Tari Saman. Foto: Humas Aceh
Sejak UNESCO mengakui Tari Saman sebagai warisan tak benda pada 2011 lalu, pemerintah terus gencar melakukan kampanye atau promosi saman hingga mancanegara. Festival Saman yang semula dilaksanakan dalam kegiatan Gayo Mountain Festival (Gamifest), dijadikan Kementerian Pariwisata Indonesia sebagai salah satu dari 100 Top Event Nasional. Festival ini diharapkan domino pada kunjungan wisatawan ke Aceh.
Sementara itu Bupati Gayo Lues, Amru, mengatakan Festival Saman di daerahnya merupakan tindak lanjut dari Gamifest pada 2018 lalu. Selain didukung penuh pemerintah Aceh, kegiatan Saman Festival juga didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Festival yang diikuti oleh 17 group Tari Saman seluruh Aceh, berlangsung sampai Rabu (21/9) besok. "Kita berharap Dataran Tinggi Gayo ini juga bisa ditetapkan menjadi startegis pariwisata nasional," kata Bupati Amru.
Nova Iriansyah memukul gong tanda di pembukaan festival Tari Saman. Foto: Humas Aceh
Kepala Museum Nasional, Iswanto yang hadir dalam pembukaan Festival Tari Saman, mengungkapkan tarian tersebut adalah marwah kehidupan di mana silaturahmi tumbuh dalam diri para penari Saman. Namun demikian, sebagai aktivitas kebudayaan yang keseniannya telah diakui dunia, sudah saatnya penyebaran pengetahuan empiris tentang Saman, terus dilakukan.
“Agar bunyi Saman bisa terdengar hingga ke seluruh dunia. Tugas kita memastikan ekosistem Saman tetap hidup di tengah masyarakat,” kata Iswanto. []
Meriahnya panggung saat pembukaan Tari Saman. Foto: Humas Aceh
acehkini