Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Arif duduk di antara ibu dan dua adiknya di ranjang rumah sakit . Di depannya, sebuah tiang dengan sekantong darah menggantung. Melalui seuntai selang bersama jarum yang menancap di tangan kanan, darah dalam kantong pelan-pelan menyusut berpindah ke tubuh Arif.
ADVERTISEMENT
Bocah sebelas tahun ini sedang menjalani transfusi darah di Ruang Poly Thalesemia Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh , Kamis pagi (26/8/21). Arif penderita Thalasemia, penyakit kelainan genetik yang menyebabkan gangguan produksi sel darah merah pada tubuhnya, hingga membuatnya harus melakukan transfusi darah secara rutin.
Ritual transfusi darah telah dilokoni Arif sejak usianya dua tahun. Biasanya sebulan sekali, ketika kondisi fisik Arif melemah, ibunya mengantar siswa kelas 6 SD itu ke rumah sakit untuk trasfusi.
Nazariah, perawat di Poly Thalasemia RSUZA menyebutkan, setiap hari rata-rata mereka merawat 30 pasien yang melakukan transfusi. “Selain dari sekitar sini, ada juga mereka yang datang luar Banda Aceh,” jelasnya.
Saat ini, di seluruh Aceh terdapat sekitar 400 orang penderita Thalasemia. Mereka akan melakukan transfusi rutin, ada yang sebulan sekali ada juga yang dua minggu sekali. Sekali trasnfusi memakan waktu sampai 4 jam lamannya.
ADVERTISEMENT
“Stok darah untuk mereka dari bank darah di Rumah Sakit, jika di sana kosong akan diminta ke PMI,” kata Nazariah. []