Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sudah 14 tahun Oliya menjadi koordinator pembuatan batik binaan Dekranasda di Rumoh Batik Aceh. Pria asal Cirebon Jawa Barat ini memproduksi beragam motif khas Aceh. Dia juga melayani orderan motif, warna, serta bahan kain yang diinginkan pemesan, baik barupa batik cap maupun batik tulis.
“Dengan 13 pekerja yang ada saat ini, dalam sebulan rata-rata kami mampu memproduksi 200 sampai 250 potong kain batik,” kata Oliya, Rabu (13/10/21).
Untuk harga, menurut Oliya sangat tergantung bahan kain, jika sutra bisa mencapai Rp900 ribu per helai pakaian. “Paling murah bahan dari kain katun, kain rayon, atau kain dobi. Bisa dijual Rp200 ribu untuk satu potong pakaian.”
Pandemi COVID-19 ikut berdampak terhadap permintaan kain batik produksinya, yang kini rata-raya permintaan tiap bulan persen dari saat normal sebelumnya. “Yang order biasanya intansi. Baik pemerintah maupun swasta. Ini yang kami sedang kerjakan permintaan dari Pemerintah Aceh. Sebelumnya kami baru selesai memenuhi permintaan Bank Aceh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Jika orderan lagi sepi, Oliya dan pekerjanya membuat batik dengan motif bebas, umumnya yang banyak diminati, seperti motif pinto Aceh atau motif rencong. Hasilnya ditempatkan di galeri Dekranasda. []