Konten Media Partner

Foto: Menyortir Biji Kopi Gayo Kualitas Ekspor

4 Desember 2020 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buah kopi gayo setelah dipetik datri pohonnya. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Buah kopi gayo setelah dipetik datri pohonnya. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Harga jual kopi arabika Gayo untuk ekspor ke luar negeri sangat ditentukan oleh mutunya. Maka tak heran, pedagang di wilayah dataran tinggi Gayo (Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues), memperkerjakan penyortir biji kopi untuk menjaga nilai.
ADVERTISEMENT
Dataran tinggi Gayo dikenal sebagai daerah penghasil kopi arabika unggulan. Sebagian hasilnya dijual untuk kebutuhan pasar Amerika Serikat dan Eropa.
Di Indonesia, penentuan mutu kopi menggunakan sistem nilai cacat (defects value system) sesuai keputusan ICO (International Coffee Organization). Sistem ini artinya, semakin banyak nilai cacatnya, maka mutu kopi akan semakin rendah dan sebaliknya.
Menjemur biji kopi di Aceh Tengah, menjaga kadar airnya rendah. Foto: Suparta/acehkini
Pada 2002, Dewan ICO menghasilkan Resolusi No. 407 yang berisi Program Perbaikan Mutu Kopi yang mulai efektif pada 1 Oktober 2002. Resolusi itu mengatur standar minimum nilai cacat dalam biji kopi, di antaranya; kopi arabika, nilai cacat maksimal adalah 86 per 300 gram sampel, sementara kopi robusta nilai cacat maksimalnya adalah 150 per 300 gram sampel. Untuk kandungan kadar air biji kopi, maksimalnya adalah 12,5 persen.
ADVERTISEMENT
Berikut foto-foto menyortir biji kopi arabika gayo, untuk memastikan kualitasnya sebelum diekspor ke pasar luar negeri:
Biji kopi arabika gayo. Foto: Suparta/acehkini
Biji kopi akan disortir. Foto: Suparta/acehkini
Proses penyortiran kopi gayo, membuang yang cacat. Foto: Suparta/acehkini
Para pekerja sedang menyortir biji kopi. Foto: Suparta/acehkini
Menyortir biji kopi untuk kualitas ekspor. Foto: Suparta/acehkini
Proses menyortir biji kopi. Foto: Suparta/acehkini
Pelepasan ekspor kopi gayo ke pasar global. Foto: Suparta/acehkini
Biji kopi setelah diroaster. Foto: Suparta/acehkini