Foto: Pandai Besi Tak Terpengaruh Pandemi

Konten Media Partner
15 November 2020 9:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Usaha pandai besi sama sekali tak terpengaruh pandemi corona yang sedang mewabah. Produksi tak berkurang, seperti yang dilakoni Sulaiman dan pekerjanya di Aceh.
Menempa besi. Foto: Suparta/acehkini
Di usia 60 tahun, Sulaiman masih cekatan mengayun palu 5 kilogram ke atas lempengan besi panas membara, sementara tangan kirinya menahan lempengan agar tetap di atas paron dengan sebuah jepitan.
ADVERTISEMENT
Setelah merah pada besi menghilang, ia memasukkan lagi lempengan itu ke bara api. Lalu mengulang menempanya hingga menjadi parang, pisau dan linggis.
Menjadi pandai besi, telah dilakoni Sulaiman sejak usia 15 tahun. Keterampilan dan tempat usahanya adalah warisan dari para leluhurnya. “Mungkin saya generasi ke lima atau keempat yang mewarisi usaha ini. Anak-anak saya juga mewarisi keterampilan sebagai pandai besi,” kata Sulaiman, di tempat usahanya Gampong Lamblang Manyang, Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (14/11/2020).
Sulaiman, pandai besi. Foto: Suparta/acehkini
Dua dari enam putra Sulaiman telah mengikuti jejaknya menjadi pandai besi. Sisanya masih menempuh pendidikan. “Saat libur mereka juga bantu-bantu kerja di sini,” jelasnya. Selain dua anaknya, Sulaiman juga dibantu 13 pekerja lain untuk memproduksi parang, linggis dan beragam jenis pisau rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi virus corona, usaha pandai besi tak terpengaruh sedikitpun. Mereka tetap bekerja seperti biasa, produksi juga tak berkurang.
Sulaiman menjelaskan, setiap pekerja mampu menghasilkan rata-rata 3 buah parang setiap harinya. Setiap sore parang itu langsung diantar atau diambil penjual dan dibayar dengan uang tunai dengan harga Rp 110 ribu per unit. []
Miswar, anak Sulaiman. Foto: Suparta/acehkini
Aktivitas pandai besi. Foto: Suparta/acehkini
Membuat parang. Foto: Suparta/acehkini
Para pandai besi bekerja tak terpengaruh pandemi. Foto: Suparta/acehkini
Menyiapkan parang yang hampir selesai. Foto: Suparta/acehkini
Menghaluskan pisau. Foto: Suparta/acehkini
Pandai besi membuat parang. Foto: Suparta/acehkini
Parang yang sudah siap. Foto: Suparta/acehkini
Tempat pandai besi, warisan lelulur. Foto: Suparta/acehkini