Gubernur Aceh Masa ke Masa: Dari Hasan ke Nova

Konten Media Partner
5 November 2020 10:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah resmi dilantik sebagai Gubernur Aceh (definitif) oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian pada 5 November 2020. Dia menggantikan Gubernur Irwandi Yusuf, yang tersandung kasus korupsi. Nova tercatat sebagai Gubernur Aceh ke-27, sepanjang sejarah provinsi paling ujung Sumatera.
Ilustrasi para gubernur Aceh. Design: Habil Razali/acehkini
Setelah merdeka bersama Indonesia, 17 Agustus 1945, Sumatera dan Aceh masih tergabung dalam satu provinsi di bawah pemerintahan republik yang telah didirikan. Gubernur pertama Sumatera dan Aceh adalah Mr. Muhammad Hasan, putra Aceh asli kelahiran Pidie. Tak lama kemudian, Aceh menjadi provinsi dan Teuku Nyak Arief dipilih sebagai gubernurnya.
ADVERTISEMENT
Sepanjang sejarah usai kemerdekaan republik, Aceh telah mempunyai 27 orang gubernur. Paling dikenal, setidaknya yang paling banyak tercatat sejarah adalah Tgk Daud Beureueh, Gubernur yang memimpin sendiri pemberontakan karena kekecewaan terhadap Jakarta.
Tgk Daud menilai Jakarta mengkhianati perjuangan Aceh, dengan melakukan beberapa tindakan politik. Antaranya, membubarkan Divisi X TNI di Aceh yang terkenal. Lalu, pada 23 Januari 1951, status Provinsi Aceh dicabut oleh kabinet Natsir. Aceh dipaksa lebur dalam Provinsi Sumatera Utara.
Beberapa kali setelah kuasanya hilang, Daud Beureueh, sang pemimpin Aceh masih sempat menghadap Soekarno, tapi patah arang. 21 September 1953, Daud Beureueh pun memukul gong pemberontakan, setelah kongres ulama di Titeue, satu kecamatan di Pidie. Di sana dia menyatakan Aceh menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia, mengikuti jejak Kartosoewirjo di Jawa Barat. Perlawanan bersenjata dimulai. Bersama Beureueh, sejumlah pasukan TNI pun bergabung menjadi Tentara Islam Indonesia (TII). Sehari setelah proklamasi itu, mereka menguasai sebagian besar daerah Pidie, dan bertahan di Garot.
Tgk Daud Beureueh (tengah) saat turun gunung. Dok. acehmagazine/Istimewa
Dalam masa pemberontakan DI/TII di Aceh, empat orang gubernur silih berganti memimpin Aceh, dari Danu Broto, Teuku Sulaiman Daud, Abdul Wahab, Abdul Razak, sampai Ali Hasjmy.
ADVERTISEMENT
Pemberontakan Daud Beureueh berakhir lewat berbagai upaya perdamaian yang bermartabat. Beliau luluh, bersedia turun gunung berserta pasukan setianya, pada 9 Mei 1962. Daerah Aceh kemudian berstatus Istimewa.
Ali Hasjmy yang memimpin Aceh kala itu, sangat menghormati Tgk Daud Beureueh. Gubernur Ali juga banyak tercatat dalak literatur Aceh, sebagai sosok cinta budaya dan adat istiadat. Dia kerap keliling Aceh untuk mengumpulkan kitab-kitab lama sejarah Aceh. sebagian masih tersimpan rapi di museumnya, Jalan Sudirman, Banda Aceh.
Para gubernur terus berganti, seiring konflik Aceh yang tumbuh setelah Tgk Hasan Muhammad Di Tiro mendeklarasikan Gerakan Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976, di Pidie. Sepanjang 29 tahun konflik terjadi lagi di Aceh, tercatat 9 gubernur memimpin Aceh, dari A Muzakkir Walad sampai Azwar Abubakar.
ADVERTISEMENT
Bencana besar tsunami melanda Aceh pada 24 Desember 2004, menyebabkan 200 ribu lebih warga menjadi korban, setengah juta lainnya kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar wilayah pesisir Aceh hancur lebur.
Bencana menjadi salah satu pemicu upaya perundingan antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang selanjutnya diinisisi oleh Crisis Management Initiative (CMI) sebuah lembaga asal Finlandia. Pada 15 Agustus 2005, konflik berakhir setelah damai disepakati lewat perundingan di Helsinki, Finlandia. Kesepakatan damai itu dikenal sebagai MoU Helsinki.
Kesepakatan damai di Helsinki. Dok. CMI
Setelah damai, tercatat 2 mantan petinggi GAM dipercaya masyarakat untuk menjadi Gubernur Aceh dalam pemilihan yang telah digelar secara langsung. Mereka adalah Irwandi Yusuf, selanjutnya Zaini Abdullah.
Berikut adalah para Gubernur Aceh dari masa ke masa:
Gubernur Aceh masa ke masa. Grafis: Habil Razali/acehkini
ADV PLN Aceh