Gwanghwamun, Saksi Sejarah Panjang Korea Selatan (1)

Konten Media Partner
6 Maret 2022 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patung Raja Sejong. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Patung Raja Sejong. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gwanghwamun sebuah kawasan yang hampir selalu didatangi oleh para pelancong saat berkunjung ke Korea Selatan. Tempat ini berada di posisi yang sangat strategis, bisa dilewati saat berlalu-lalang objek wisata Korea terkenal. Tepat berada di pusat ibu kota, Seoul.
ADVERTISEMENT
Nama Gwanghwamun diambil dari gerbang istana utama dinasti Joseon, Gyeongbok. Letaknya tepat berada di depannya atau yang kini dikenal dengan nama Gwanghamun Plaza, sebagian orang menyebutnya Gwanghwamun Square. Kini berada di tengah jalan Sejong, tempat ini resmi dibuka sebagai alun-alun kota yang terbuka untuk umum pada tahun 2009.
Gerbang ini dibangun pada 1395 masehi, walaupun pernah terbakar pada saat invasi Jepang ke Korea pada 1592, tetapi jalanan di depannya tetap berfungsi sama sebagai jalan penghubung. Dulunya dikenal dengan nama Yukjo Geori atau jalan enam kementerian, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan di luar komplek istana. Setelah mengusir Jepang, Raja Gojong kemudian memulihkan gerbang Gwanghwamun saat membangun kembali istana Gyeongbok dan jalanan di depanya menjadi pusat utama negara.
Gerbang istana Gyeongbok. Foto: Khiththati/acehkini
Kini ada dua tokoh penting yang patungnya berada di sana. Panglima perang angkatan laut Yi Sun Sin dan Patung Raja Sejong. Keduannya adalah tokoh yang sangat dihormati dan diberi gelar “Yang Agung”.
ADVERTISEMENT
Yi Sun Sin adalah tokoh besar dalam sejarah Korea dan pahlawan dihormati. Ia berhasil memenangkan perang melawan Jepang saat perperangan Imjin terjadi pada masa Joseon berkuasa. Selama berkarir, Yi Sun Sin setidaknya bertempur dalam 23 perang di laut. Itu yang tercatat. Meskipun tidak selalu menang, namun dalam pertemuran Myeongyang, taktiknya dipuji dan jitu untuk menjaga laut Korea saat itu. Dia kemudian dikenal sebagai ahli taktik perang laut yang tangguh.
Walaupun kalah secara amunisi dalam perang tersebut, dia berhasil menaklukan 31 kapal musuh tanpa harus kehilangan miliknya. Hidup Yi Sun Sin juga berakhir dalam perperangan, tertembak saat pertempuran Noryang. Namun kata-katanya sebelum tewas tetap diingat hingga sekarang. “Pertempuran sedang mencapai puncaknya, pukul genderang perangku tapi jangan umumkan kematianku.”
ADVERTISEMENT
Gerbang istana Gyeongbok. Foto: Khiththati/acehkini
Patung Yi Sun Sin berdiri tegap, memakai baju perang, memegang pedang dan tepat berada di depan Patung Raja Sejong bernuansa keemasan yang duduk di atas tahta tak jauh di belakangnya. Di antara keduanya terdapat ruang terbuka publik yang banyak dimanfaatkan oleh warga untuk sekadar berjalan-jalan atau beristirahat serta jalan setapak. Patung Raja Sejong ini sendiri baru dipasang pada tahun 2009.
Patung Raja Sejong dikelilingi oleh beberapa penemuanya yang luar biasa. Raja ke empat dinasti Joseon dikenal cerdas, kutu buku dan bijaksana. Pada masa kepemimpinannya, banyak inovasi yang tercipta dan ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Patung Yu Sun SIn. Foto: Khiththati/acehkini
Salah satunya adalah hangul atau aksara Korea yang juga terpahat di singgasananya. Selain itu ada juga jam matahari. Dulunya, pada masa Joseon jam ini dipajang di pusat keramaian. Selain menggunakan petunjuk matahari sebagai pengukuran waktu, Raja Sejong juga ikut menciptakan jam air yang bisa digunakan saat hujan bahkan musim dingin sekalipun. Ada juga pengukur hujan. Pada masa berkuasa, Raja juga mendukung sarjana-sarjana untuk banyak menulis seperti buku tentang pertanian, perawatan tanaman, panen dan perawatan tanah.
ADVERTISEMENT
Ingin tahu lebih banyak tentang kedua tokoh ini? area Gwanghwamun juga mempunyai tempat untuk mempelajarinya. Museum yang menggambarkan perjalanan hidup Raja Sejong dan Panglima Angkatan laut Yi Sun Sin dapat dinikmati secara gratis. Museum ini berada tepat di area bawah tanah antara patung kedua sosok istimewa bagi masyarakat Korea itu.
Patung Yu Sun Sing, di sekitar Gwanghwamun Plaza yang dipagari untuk direnovasi. Foto: Khiththati/acehkini
Kini kawasan Gwanghwamun Plaza kembali melakukan perbenahan untuk membuat ruang terbuka hijau bagi publik lebih luas, air mancur dan berserta taman. Prosesnya sudah dimulai dari November 2020 lalu, dan kabarnya akan berakhir pada bulan Juli 2022.
Wisatawan yang sebelumnya pernah singgah di area Gwanghwamun sepertinya harus kembali memasukan kawasan ini dalam list wisata saat melancong ke Korea Selatan nantinya. Kawasan pencatat sejarah panjang Korea Selatan. []
ADVERTISEMENT