Hari Mangrove Sedunia, Plt Gubernur Aceh: Mangrove Pernah Hancur Kala Tsunami

Konten Media Partner
4 Agustus 2020 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanaman mangrove di Lamguron, Aceh Besar. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Penanaman mangrove di Lamguron, Aceh Besar. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
Memperingati Hari Mangrove Sedunia atau International Mangrove Day, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, melakukan aksi penanaman mangrove di Gampong Lamguron, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Selasa (4/8/2020).
ADVERTISEMENT
Tahun ini peringatan Hari Mangrove Sedunia direfleksikan melalui Gerakan Penanaman 2.020 batang Mangrove secara serentak di setiap provinsi. Khusus di Aceh, penanaman 2.020 batang mangrove dipusatkan di Gampong Lamguron.
Hari Mangrove Sedunia ditetapkan pada Tahun 2015 oleh UNESCO, yang mengamanatkan peringatannya setiap 26 Juli, yang tercantum dalam dokumen Proclamation of the International Day for the Conservation of the Mangrove Ecosystem.
Nova Iriansyah dalam pernyataannya menyebutkan, pelestarian hutan mangrove sangat penting dilakukan dalam mitigasi perubahan iklim global. Di Aceh sendiri, populasi mangrove selama ini relatif cukup baik. Tetapi, masih perlu dilakukan pemeliharaan dan sosialisasi berkelanjutan bagi generasi muda agar tumbuhnya kesadaran menjaga hutan mangrove.
"Harus kita tingkatkan sosialisasi kepada generasi muda, generasi masa depan, bahwa mangrove memiliki fungsi ekologis yang begitu tinggi," kata Nova.
ADVERTISEMENT
Pascatsunami 2004, lanjut Nova, kondisi hutan mangrove yang sempat hancur di kawasan Peukan Bada dan sebagian besar wilayah Aceh lainnya sudah kembali tumbuh normal. "Artinya daerah ini sangat potensial untuk mereproduksi dirinya sendiri," kata Nova.
Aksi menanam mangrove di Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Berdasarkan data yang terdokumentasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebaran mangrove di Aceh memiliki luas sekitar 30.000 hektare yang tersebar di beberapa hamparan, salah satunya di Gampong Lamguron, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
Selain berfungsi sebagai penyerap karbon di udara, ekosistem mangrove memiliki fungsi secara fisik, biologis dan ekonomis.
Kegiatan penanaman mangrove di Lamguron turut dihadiri Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Wiratno; Kepala Biro Hunas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto; Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, Syahrial; Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, serta sejumlah pejabat lainnya. []
ADVERTISEMENT