Jalan Menuju Makam Pahlawan Cut Meutia Bakal Dibangun Pakai Dana APBN 2021

Konten Media Partner
14 Desember 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam Cut Meutia, November 2018. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Makam Cut Meutia, November 2018. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Pemerintah bakal membangun jalan menuju makam pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Meutia, di kawasan hutan lindung Gunung Lipeh, Ujung Krueng Peutoe, Kecamatan Pirak Timur, Aceh Utara, Aceh. Pembangunan direncanakan awal tahun depan memakai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
ADVERTISEMENT
Pembangunan dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dilihat acehkini di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian PUPR, Senin (14/12), pagu anggaran proyek ini sebesar Rp 30 miliar. Sekarang masih dalam tahap tender.
Penjaga makam Cut Nyak Meutia, Mudawali, menuturkan pembangunan inilah yang dinantikan karena akses menuju makam pejuang Aceh itu rusak parah lebih dari satu dekade. Seingatnya, jalan sepanjang 21 kilometer itu terakhir diperbaiki pada 2007.
Fadli Zon meninjau akses jalan menuju makam Cut Meutia di Kecamatan Pirak Timur Aceh Utara. Kondisi jalan yang rusak dan berlumpur menyulitkan akses menuju makam Cut Meutia, 2018. Foto: Twitter @fadlizone
"Dulu dikerjakan asal jadi. Pembangunan belum sampai ke makam, tapi yang telah dibuat di belakang sudah hancur," kata Mudawali, dihubungi acehkini, Senin (14/12).
Menurutnya, jalan yang dibuat kala itu hanya bertahan sebentar. "Menjelang satu tahun jalan tersebut sudah tak bisa lagi kami tempuh dengan mobil," ujar Mudawali.
ADVERTISEMENT
Sejak masa itulah kemudian peziarah makam Cut Nyak Meutia harus menempuh jalan berliku memakan waktu sekitar 12 jam. Orang-orang yang ingin berziarah harus menaklukkan tanjakan, arus sungai, dan jalanan berlumpur. Kondisi ini membuat makam Cut Meutia seperti terasing di tengah hutan.
Mudawali terkadang harus menggunakan traktor untuk mencapai makam. Bila musim hujan, adakalanya peziarah harus berjalan kaki karena kendaraan sama sekali tak bisa melintas. Keadaan itu pula membuat peziarah makam hanya kalangan tertentu, seperti mahasiswa pencinta alam, tentara, atau komunitas bakti sosial.
"Kami mau pembangunan jalannya nanti jangan dikerjakan seperti yang dulu asal jadi," kata Mudawali.