Konten Media Partner

Jejak Sultan Qaboos di Aceh yang Membuat Warga Berduka

13 Januari 2020 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sultan Oman, Qaboos bin Said al-Said. Foto: AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
zoom-in-whitePerbesar
Sultan Oman, Qaboos bin Said al-Said. Foto: AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS
ADVERTISEMENT
Warga Lampriet, Banda Aceh dan sekitarnya berduka atas meninggalnya Penguasa Kerajaan Oman, Sultan Qaboos bin Said al-Said pada Sabtu (11/1) lalu. Beliau dinilai berjasa, membantu pembangunan Masjid Oman Al Makmur di sana, pascatsunami melanda Aceh.
ADVERTISEMENT
“Kami berduka atas meninggalnya Sultan Qaboos. Salat Ghaib akan dilaksanakan di masjid yang beliau bangun ini, pada Jumat (17/1) mendatang,” kata Tgk Yusbi Yusuf, Imam Masjid Oman Al Makmur kepada acehkini, Senin (13/1).
Menurutnya, pelaksanaan Salat Ghaib untuk Sultan Qaboos direncanakan usai Salat Jumat, sesuai kesepakatan bersama para jemaah. “Salah satu pertimbangannya karena jemaah lebih ramai di waktu tersebut,” katanya.
Masjid Oman Al Makmur Lampriet di Banda Aceh, dibangun atas bantuan Sultan Qaboos. Foto: Abdul Hadi/acehkini
“Jasa beliau (Sultan Qaboos) besar di sini, harusnya kalau ada kesempatan kami berangkat ke Oman untuk Salat Jenazah,” sambung Yusbi.
Masjid Oman Al Makmur yang terletak di kawasan Lampriet, Banda Aceh dibangun kembali setelah masjid lama bernama Masjid Agung Al Makmur, rubuh akibat gempa 9,2 Magnitud yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Gempa kemudian menyebabkan tsunami yang memporak-porandakan Aceh.
ADVERTISEMENT
Masjid kemudian dibangun kembali melalui dana bantuan dari Sultan Qaboos, penguasa Negara Oman. Menelan dana sekitar Rp 17 miliar lebih, pembangunan dimulai pada 19 Juni 2006 setelah adanya Nota Kesepakatan Antara Kepala Perwakilan Negara Kesultanan Oman di Jakarta dengan Wali Kota Banda Aceh kala itu.
Bagian dalam Masjid Oman Al Makmur, Banda Aceh. Foto: Suparta/acehkini
Masjid kemudian selesai pada 19 Mei 2009, diresmikan pemakaiannya. Awalnya, masjid itu dinamakan Masjid Sultan Qaboos Al Makmur, untuk menghormatinya. Tapi kemudian, Sultan Oman menolak, hingga namanya menjadi Masjid Oman Al Makmur.
Masjid dikenal indah bergaya timur tengah, mampu menampung 2.000 lebih jamaah, berada di atas lahan seluas 7.571 meter persegi, dengan luas lantainya kurang lebih 1.600 meter persegi. Setiap sudutnya ada kamar wudu dan bersuci. Lantai dalam masjid dilapisi permadani dan dindingnya dihiasi dengan kaligrafi ayat Al-Quran. Masjid memiliki 2 menara dan satu kubah. []
ADVERTISEMENT