Jenderal Dudung: Berita Bohong Mengganggu Nilai Persatuan

Konten Media Partner
10 Maret 2022 18:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyampaikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala. Foto: Humas USK
zoom-in-whitePerbesar
Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyampaikan kuliah umum di Universitas Syiah Kuala. Foto: Humas USK
ADVERTISEMENT
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, menyampaikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK). Materi yang disampaikan bertema "Persatuan dan Kebhinekaan Nusantara" berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh (10/3/2022).
ADVERTISEMENT
Jenderal Dudung menyebutkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia tanpa batas, hal ini berpengaruh langsung terhadap pola bernegara, termasuk perubahan masyarakat dunia pada tataran global. Sehingga yang terjadi belahan dunia tertentu bisa menjadi penggerak bagi yang lain begitu cepat.
"Terbukanya jaringan internet juga diiringi dengan berkembangnya berita bohong dengan menggunakan platform media, mempengaruhi opini masyarakat yang digunakan untuk kepetingan kelompok. Ini tentu menganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa," jelas Jenderal Dudung.
Menurutnya, saat ini dibutuhkan ketelitian ekstra, sebab ada di era dimana kebohongan menjadi kebenaran, dengan memainkan emosi dan perasaan. Hal tersebut pada akhirnya mudah sekali terjadi konflik SARA. Indeks kerentanan 2021 terjadi konflik di banyak negara, Indonesia menduduki peringkat 99 dari 179 Negara.
ADVERTISEMENT
"Bangsa Indonesia punya nilai-nilai pemersatu bangsa. Nilai tersebut merupakan nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang digunakan pada saat bangsa menghadapi musuh bersama," ucap KSAD.
Nilai-nilai tersebut sudah ada sejak 660 tahun lalu, nenek moyang bangsa Indonesia sangat menghargai perbedaan, kebersamaan dan gotong royong, serta optimisme dan percaya diri.
Jenderal Dudung mengatakan, nilai-nilai bangsa Indonesia harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Nilai tersebut mengkristal dalam Pancasila, sebagai nilai ke-Indonesia-an sekaligus pendorong cita-cita proklamasi.
Jenderal Dudung dan Prof. Marwan. Foto: Humas USK
Pada kesempatan sama, Rektor USK, Prof. Marwan dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum hari ini sangatlah penting, untuk memaknai kembali keberagaman kita sebagai bangsa. Apakah selama ini kita sudah benar-benar menjadi contoh yang baik dalam mendukung persatuan, atau malah sebaliknya.
ADVERTISEMENT
"Kita masih keliru dalam memaknai semua perbedaan, sehingga sikap dan perilaku kita justru berpotensi merusak persatuan bangsa yang sudah terjalin," ucap Prof Marwan.
Rektor berharap, kuliah umum ini dapat semakin membuka wawasan semua pihak akan tentang pentingnya pendidikan. Karena untuk membangun negara, semangat saja tidak cukup. Tapi harus kita bekali dengan ilmu pengetahuan, sehingga apapun peran kita saat ini tetap mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
"Dan kami sangat mengapresiasi, karena sikap seperti ini ternyata telah dicontohkan oleh Bapak KSAD. Karena seperti yang kita ketahui, meskipun beliau saat ini sudah menjadi seorang Jenderal dan memiliki jabatan yang tinggi, namun semangatnya untuk menuntut ilmu tidaklah berhenti," puji Marwan.
Di tengah kesibukannya, Jenderal Dudung masih meluangkan waktu untuk menempuh Program Doktoral pada Jurusan Manajemen Strategis di Universitas Trisakti. “Kami berdoa, semoga Bapak KSAD bisa segera menuntaskan program pendidikan ini dan ilmunya bisa memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa,” kata Prof. Marwan.
ADVERTISEMENT
Di hapadan KSAD, Rektor menyampaikan bahwa USK telah menjadi contoh miniatur bagaimana keberagaman dapat terawat dengan baik di kampus. USK memiliki mahasiswa yang berasal dari hampir seluruh nusantara. Sebagian dari mereka adalah para mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK).
"Termasuk di antaranya adalah mahasiswa yang berasal Provinsi Papua. Bagi kami, mereka semua merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan. Karena kedatangan mereka ke USK tentu dengan semangat yang sama, yaitu merajut cita-cita agar kelak mendapatkan masa depan yang lebih baik," sebutnya. []