Kader Perempuan Aceh Diajak Perangi Stunting
ADVERTISEMENT
Puluhan kader perempuan di Aceh, diajak memerangi stunting untuk menghasilkan generasi unggul. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, saat memberikan materi tentang penanganan dan pencegahan stunting kepada peserta pelatihan peningkatan kapasitas kader masyarakat, di hotel Permata Hati, Banda Aceh, Selasa (17/9).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, secara garis besar stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi tidak sempurna. Seperti tubuh anak menjadi lebih pendek dan berat badan pun kurang (kurus). Stunting juga mengakibatkan keterlambatan perkembangan otak anak, sehingga berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan.
"Waspada, kita khawatirkan adalah otaknya tidak berkembang. Selain otak, stunting juga menggangu pertumbuhan dan perkembangan fisik. Kita ingin anak-anak kita tumbuh menjadi generasi hebat untuk Aceh hebat," kata Dyah.
Dia menginginkan agar para ibu di seluruh Aceh dapat dibimbing kader perempuan, untuk mencukupi asupan gizi yang dimulai dari dalam kandungan hingga bayi berusia 2 tahun. “Karena 70 persen perkembangan otak anak dimulai pada usia tersebut, dan akan terus berkembang ke 90 persen pada usia 5 tahun,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Penanganan pencegahan stunting harus dimulai dari tingkat gampong (desa) melalui Posyandu. Saat ini, kata Dyah, Kementerian Kesehatan melalui Pemerintah Aceh sedang menggalakkan program ‘isi piringku’. Dalam program tersebut menjelaskan keragaman makanan dalam satu piring, mencakup protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral seimbang sehingga mencukupi gizi tiap harinya.
“Makan bukan hanya sekedar kenyang, namun juga harus memenuhi nutrisi tubuh. Yang paling terpenting adalah protein dan itu harus diasup dari hamil, karena merupakan nutrisi paling dibutuhkan oleh otak si jabang bayi,” kata Dyah.
Kondisi stunting di Aceh, miris. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018, angka stunting pada Bayi Lima Tahun (Balita) di Provinsi Aceh berada di peringkat ke-31 dari 34 provinsi Indonesia. Presentasinya sebesar 37,3 persen, menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Serambi Makkah. []
ADVERTISEMENT
acehkini