Kaleidoskop Aceh 2021: Bencana 662 Kali, Kerugian Rp235 Miliar

Konten Media Partner
31 Desember 2021 19:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karhutla di Aceh Barat, Maret 2021. Foto: Edo/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Karhutla di Aceh Barat, Maret 2021. Foto: Edo/acehkini
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat telah terjadi sebanyak 662 kali bencana ragam jenis. Kebakaran permukiman paling banyak.
ADVERTISEMENT
“Perkiraan kerugian mencapai Rp235 miliar, korban meninggal dunia tercatat 8 orang,” kata Ilyas, Kepala Pelaksana BPBA dalam keterangannya kepada media, Jumat (31/12/2021).
Menurutnya, korban yang meninggal disebabkan tertimpa longsor (4 orang), banjir bandang (1 orang), kebakaran (2 orang) dan terseret banjir (1 orang). Sementara yang luka-luka tercatat 13 orang, dan 136.268 jiwa terdampak bencana.
Berikut datanya:
- Kebakaran permukiman: 269 kali - Kebakaran hutan dan lahan: 133 kali - Angin Puting Beliung: 89 kali - Banjir permukiman: 100 kali - Banjir bandang: 6 kali - Banjir disertai longsor: 13 kali - Banjir ROB: 5 kali - Longsor: 42 kali - Abrasi: 5 kali
BPBA menghimbau masyarakat agar menjaga alam. “Warga tidak mengekploitasi hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan fungsi hutan sebagai resapan air yang berguna mencegah banjir, longsor, dan Karhutla,” kata Ilyas.
ADVERTISEMENT
Banjir permukiman di kawasan Darul Imarah, Aceh Besar, Juli 2021. Foto: Abdul Hadi/acehkini
Masyarakat juga diminta siaga dalam menghadapi bencana atau harmoni dengan bencana, baik bencana alam maupun nonalam, sinergitas sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana di Aceh.
“Mari bersama-sama kita melakukan upaya pengurangan risiko bencana, karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dari berbagai elemen termasuk di dalamnya adalah media,” harap Ilyas.
Pada tahun 2022 nantinya, BPBA akan terus berusaha meminimalisir kerusakan maupun korban akibat bencana alam maupun nonalam. Selain itu mendorong seluruh elemen masyarakat merespon kejadian bencana secara komprehensif. []