Kapal Mati di Perairan Aceh Barat, 2 WN Iran Dievakuasi ke RS

Konten Media Partner
30 Januari 2020 12:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WN Iran yang dievakuasi dari kapal karena sakit. Dok, BPBD Aceh Barat
zoom-in-whitePerbesar
WN Iran yang dievakuasi dari kapal karena sakit. Dok, BPBD Aceh Barat
ADVERTISEMENT
Dua dari 14 warga negara Iran yang berada di kapal dengan kondisi mati mesin di perairan berjarak satu mil dari garis pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, terpaksa diturunkan ke daratan karena sakit. Keduanya pada Rabu (29/1), dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien, Meulaboh.
ADVERTISEMENT
Sejak ditemukan terombang-ambing di laut, kapal beserta 14 warga negara Iran itu tidak dibolehkan merapat ke daratan Aceh karena faktor kesehatan dan keamanan. Sekarang kapal itu melego jangkar di perairan berjarak satu mil dari garis pantai Meulaboh.
Kapal yang ditumpangi 14 warga negara Iran ditemukan dalam kondisi mati mesin dan terombang-ambing di perairan laut berjarak 18-20 mil dari garis pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, pada Selasa (28/1).
Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Meulaboh, Adi Hari Pianto, mengatakan kedua warga negara Iran bernama Abdul Nasir dan Muhammad Rafiq terpaksa diturunkan dari kapal karena mengalami dehidrasi berat, Rabu sore (29/1).
"Abdul Nasir ini dehidrasi berat dengan radang lambung. Sementara Muhammad Rafiq dehidrasi dan hipertensi," kata Adi kepada acehkini, Kamis (30/1).
ADVERTISEMENT
Saat ini keduanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh. Menurut Adi kondisi keduanya sudah mulai membaik. "Nanti rencana mau kita balikkan lagi ke kapal," ujar dia.
Proses evakuasi warga Iran ke RS di Meulaboh, Aceh Barat. Dok. BPBD Aceh Barat
Adi menambahkan, selain Abdul Nasir dan Muhammad Rafiq, 12 warga negara Iran lainnya, yaitu Ial Muhammad, Annar, Al Abbas, Abdullah, Abdullah Fariziq, Jawi, Ismail, Muhammad Rafiq, Nathim, Adam, Syahaqi, dan Amir Muhammad.
Menurutnya, 14 warga negara Iran itu dilarang turun ke daratan karena tidak memiliki dokumen. Namun, kemarin pihaknya menurunkan dua orang yang sakit tersebut karena darurat.
"Kemarin kita bolehkan turun karena ada rekomendasi dari karantina kesehatan, karena kondisinya sudah darurat secara kemanusiaan, kita harus membantu," sebut dia.
Menurut Adi, warga Iran tersebut sudah diverifikasi oleh Kedutaan Besar Iran di Indonesia bahwa mereka benar-benar nelayan yang terdampar, bukan pencari suaka. Mereka hanya ingin diperbaiki mesin kapalnya dan kembali ke Iran.
ADVERTISEMENT
"Kebetulan sudah datang sparepart (mesin) dari Jakarta dari kedutaan, tinggal dipasang saja nanti," tutur dia.
Seperti diberitakan, kapal yang ditumpangi 14 warga negara Iran ditemukan dalam kondisi mati mesin dan terombang-ambing di perairan laut berjarak 18-20 mil dari garis pantai Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, pada Selasa (28/1).
Kapal beserta 14 warga negara Iran itu tidak dibolehkan merapat ke daratan Aceh karena faktor kesehatan dan keamanan. Sekarang kapal itu melego jangkar di perairan berjarak satu mil dari garis pantai Meulaboh.
Berdasarkan pengakuan dari warga Iran itu, kapal mereka sempat dibajak di kawasan Somalia, ketika mereka sedang mencari ikan. Kemudian kapal mengalami mati mesin sehingga terombang-ambing di laut. []