Kata Panitia Acara soal Pembubaran Penampilan 'Base Jam' di Aceh

Konten Media Partner
9 Juli 2019 23:55 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Base Jam di panggung pada penutupan Aceh Culinary Festival 2019 bertempat di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, sebelum dibubarkan sekelompok massa, Minggu malam (7/7). Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Base Jam di panggung pada penutupan Aceh Culinary Festival 2019 bertempat di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, sebelum dibubarkan sekelompok massa, Minggu malam (7/7). Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penampilan grup musik 'Base Jam' yang memeriahkan penutupan Aceh Culinary Festival 2019 di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, dibubarkan sekelompok massa, pada Minggu malam (7/7). Panitia acara pun angkat bicara terkait peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
Creative Director Aceh Culinary Festival 2019, Wan Windie Lestari (Indie) dari EXO Production sebagai Event Organizer (EO) menyampaikan, permasalahan ini sudah diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Kami sebagai saksi telah memberikan keterangan dan siap mengikuti proses hukum yang berlaku," tulis Indie, dalam penjelasannya kepada acehkini, Selasa (9/7).
Terkait kasus ini, Polresta Banda Aceh telah memeriksa dua orang saksi dan seorang korban. Salah seorang berinisial MZ (30 tahun) dari kelompok massa telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto, menyebutkan MZ ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti menganiaya seorang polisi yang melerai massa. "Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengumpulan barang bukti, polisi menangkap seorang tersangka yang diduga melakukan penganiayaan. MZ memukul polisi tersebut dengan wastafel," kata Trisno, Selasa (9/7).
ADVERTISEMENT
Berikut kronologi penghentian penampilan Base Jam pada Minggu malam (7/7) di Taman Sultanah Safiatuddin yang disampaikan Manajer EXO Production sebagai EO Aceh Culinary Festival 2019:
1. Kesepakatan kontrak Base Jam untuk menjadi salah satu pengisi acara di Aceh Culinary Festival (ACF) 2019 terjadi antara panitia ACF diwakili oleh EO (EXO Production) dengan manajemen Base Jam.
2. Pembuatan materi promosi resmi terkait penampilan Base Jam di ACF adalah tanggung jawab EO dan telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak untuk menampilkan poster dengan logo Base Jam saja tanpa foto personil.
3. Tersebarnya desain poster lain tentang penampilan Base Jam di ACF selain poster resmi yang disepakati pihak Base Jam dan panitia, adalah di luar pengetahuan kami. Tidak ada koordinasi terkait desain atau pun foto yang digunakan dalam poster tersebut kepada pihak Base Jam maupun EO sebelum poster itu tersebar di sosial media. Dalam hal ini EO dan Base Jam sama-sama sebagai korban.
ADVERTISEMENT
4. Terkait penyebarluasan desain tersebut (yang pada akhirnya diketahui didesain oleh komunitas binaan Kemenpar), kami lalu berkoordinasi dengan pihak Kementerian Pariwisata untuk segera menarik desain tersebut dari akun-akun resmi Kemenpar juga akun-akun komunitas dibawah binaan Kemenpar. Permintaan tersebut sudah dipenuhi.
5. Mengenai pernyataan yang disampaikan oleh kelompok Aswaja dalam release media tentang kesepakatan antara Aswaja dan Kadisbudpar Aceh, hal ini di luar pengetahuan kami. Kami tidak dilibatkan dalam proses pembuatan kesepakatan tersebut, dan tidak ada arahan mutlak verbal/nonverbal dari Kadisbudpar selaku pimpinan kami untuk memenuhi kesepakatan itu.
6. Ketika kami berinisiatif mempertanyakan informasi yang kami dapat via media tersebut, Kadisbudpar mengarahkan kami untuk melihat perkembangan dulu.
7. H-1 kami mendapat konfirmasi dari pihak kepolisian bahwa Base Jam diperbolehkan manggung dengan menampilkan 1-2 lagu religi. Informasi yang sama juga kami dapatkan dari Kadisbudpar Aceh.
ADVERTISEMENT
8. J-14 menuju penampilan Base Jam di ACF kami berkoordinasi dengan manajemen Base Jam, yang juga dihadiri oleh perwakilan dari unsur kepolisian. Dalam koordinasi tersebut disepakati bahwa Base Jam akan tampil diawali dengan lagu Bungong Jeumpa dan ditutup dengan lagu religi. Saat itu dalam song list, Base Jam akan membawakan total 10 lagu.
9. J-8 jam, Base Jam melakukan soundcheck dengan song list seperti yang tersebut di atas.
10. Menurut pantauan tim kami, kelompok massa yang akhirnya terlibat dalam kerusuhan ini, masuk ke area depan panggung sejak pukul 21.30 WIB. Sampai saat itu pun belum ada instruksi penggantian song list kepada Stage Manager (SM) yang memimpin jalannya acara. Acara masih berlangsung tertib, bahkan sampai penampilan Andi Seuramoe Reggae yang membawakan lagu-lagu bergenre reggae.
ADVERTISEMENT
11. 45 menit sebelum Base Jam tampil, EO mendapat instruksi dari Kadisbudpar untuk mengganti song list Base Jam menjadi lagu-lagu religi dan lagu Aceh. EO tidak mengetahui latar belakang hingga keluar instruksi tersebut dari Kadisbudpar.
12. Karena Base Jam bukanlah band religi, jadi ada kendala teknis untuk memenuhi permintaan tersebut, Base Jam hanya punya 1 stok lagu religi. Dalam hal ini Base Jam mempertanyakan kenapa karya-karyanya tidak boleh ditampilkan, sementara band yang tampil sebelumnya juga menampilkan lagu dengan musik dan lirik bertema tidak jauh berbeda dengan karya Base Jam.
EO sempat menyampaikan bahwa Base Jam tidak punya stok lagu-lagu religi pada Kadisbudpar. Solusi stuck antara arahan Kadisbudpar dan kendala teknis Base Jam. SM akhirnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian, yang hasilnya Base Jam akan membawakan 3 lagu, terdiri dari 1 lagu Aceh, 1 lagu sendiri dan 1 lagu religi.
ADVERTISEMENT
13. Dalam hal karena pemberitahuan yang mendadak, Base Jam membutuhkan waktu hingga 45 menit untuk menyesuaikan partitur pertunjukan. Song list menjadi: 1. Medley lagu Bungong Jeumpa + lagu jatuh cinta sebagai sequence musik, 2. Lagu Bukan Pujangga 3. Lagu religi.
14. Ketika Base Jam membawakan medley lagu Bungong Jeumpa dan lagu jatuh cinta, beberapa orang (disangka bagian dari kelompok massa yang menolak penampilan Base Jam) yang berada di depan panggung, mencoba menerobos naik ke atas panggung, tapi berhasil dihentikan oleh pihak kepolisian.
15. Sementara itu, kelompok massa yang berada tepat di belakang FOH mulai berteriak-teriak, ribut.
16. Masuk ke lagu Bukan Pujangga bagian refrain, soundman Base Jam yang berada di FOH memberi kode pada SM & player di atas panggung untuk berhenti, karena massa mulai merusak beberapa properti event dan terjadi dorong-dorongan antara pihak kepolisian dengan kelompok massa yang disangka akan melakukan perusakan pada alat-alat sound yang berada di FOH. Panitia langsung mengamankan Base Jam keluar dari lokasi acara. Tim operator langsung mengemasi barang-barang.
ADVERTISEMENT
17. Kelompok massa masih berada di lokasi setidaknya sampai dengan pukul 23.59 WIB, di mana tidak ada lagi aktivitas pertunjukan di atas panggung. Panitia tidak mengetahui apa pemicu keributan tersebut.
18. Saat ini permasalahan ini sudah kami serahkan kepada pihak kepolisian. Kami sebagai saksi telah memberi keterangan dan siap mengikuti proses hukum yang berlaku.[]
acehkini