news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Keracunan Gas Terulang, DPR Aceh Nilai PT Medco Tak Berkomitmen

Konten Media Partner
28 Juni 2021 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh daerah pemilihan Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh daerah pemilihan Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Keracunan gas kembali terjadi di Desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, pada Minggu (27/6) malam. Sumber gas beracun diduga berasal dari sumur minyak dan gas PT Medco E&P Malaka. Ini kejadian yang kedua kalinya terjadi di kawasan itu setelah keracunan puluhan warga pada April 2021.
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh daerah pemilihan Aceh Timur Iskandar Usman Al-Farlaky mengatakan, keracunan gas yang berulang menunjukkan PT Medco E&P Malaka tidak berkomitmen atas pernyataan yang telah dibuat setelah peristiwa pada April lalu.
Pernyataan itu tertuang dalam surat yang ditandatangani perwakilan PT Medco E&P Malaka pada 11 April 2021. "Dokumen pernyataan ini dilakukan setelah warga mengalami keracunan dan mengungsi ke kantor kecamatan setempat beberapa waktu lalu sebelum kejadian ini," ujar Iskandar dalam keterangan tertulis kepada jurnalis, Senin (28/6).
Warga yang menjadi korban keracunan gas di Aceh Timur harus mendapat perawatan medis. Foto: Dok. BPBA
Ada tujuh poin dalam pernyataan tersebut, di antaranya pengajuan pembebasan lahan masyarakat dengan radius 1,5 kilometer dari lokasi sumur ke arah Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam. "Infonya yang saya peroleh di lapangan, racun yang dibuang lebih besar dari api. Jika apinya dibesarkan akan mengancam tanaman warga. Saya kira ini harus segera dituntaskan," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Iskandar, pemukiman warga harus terhindar imbas sumur gas apabila terjadi kebocoran. "Kepada Medco kami minta semua komitmen dituntaskan. Kebutuhan pengungsi harus mereka tanggulangi, baik untuk masa tanggap darurat hingga masa pemulihan," ujarnya.
PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) bersama aparat terkait tengah berkoordinasi untuk mencari sumber bau yang dikeluhkan warga. VP Relations & Security Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi mengatakan, perusahaan telah mengukur kadar gas di pemukiman warga dan lokasi sumur pada Minggu (27/6) malam dengan hasil aman dan tidak ditemukan adanya gas yang menyebabkan timbulnya bau.
Perusahaan juga telah berkoordinasi dengan Puskesmas, Rumah Sakit dan aparat daerah terkait warga yang saat ini mengungsi.
Berdasarkan monitoring pekerja perusahaan di lokasi, kata Arif, hingga Minggu (27/6) malam tidak ditemukan adanya bau gas. Selain itu, perusahaan juga tidak sedang melakukan aktivitas yang berpotensi menimbulkan bau.
ADVERTISEMENT
Namun, perusahaan terus memonitor aktivitas operasi. “Kami juga telah berkoordinasi dengan BPMA (Badan Pengelola Minyak Aceh) dan aparat terkait serta berharap dukungan masyarakat, pemerintah serta pemangku kepentingan agar operasi Perusahaan dapat berjalan aman,” ujar Arif dalam keterangan tertulis kepada acehkini.
Sebagaimana diketahui, keracunan gas di Aceh Timur yang terulang kembali pada Minggu (27/6) malam membuat 13 warga Desa Panton Rayeuk T dan Panton Rayeuk A harus mendapat perawatan medis. Sementara 513 warga dua desa itu harus mengungsi.