Kesbangpol Aceh Gelar ‘Ngopi Damai’ Ajak Warga Bijak Gunakan Medsos

Konten Media Partner
25 November 2022 9:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agenda 'Ngopi Aceh Damai' di Banda Aceh. Foto: Kesbangpol Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Agenda 'Ngopi Aceh Damai' di Banda Aceh. Foto: Kesbangpol Aceh
ADVERTISEMENT
Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh, mengharapkan masyarakat Aceh selalu bijak dalam menggunakan media sosial (Medsos), dan tidak terpengaruh dengan isu-isu hoaks terutama jelang Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT
“Pengguna media sosial dapat semaksimal mungkin menjaring informasi-informasi positif sebagai bentuk menjaga masyarakat Aceh tetap merasa aman,” kata Dedy Andrian, Kepala Bidang Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional pada Kesbangpol Aceh, saat acara ‘Ngopi Aceh Damai’ di Ivory Coffee, Banda Aceh, Kamis sore (24/11/2022).
Kegiatan bertema ‘Fenomena dan Perilaku Komunikasi Pengguna Media Sosial’ diikuti oleh 20 peserta dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, aktivis pemuda, perempuan, dan pengguna aktif medsos lainnya.
Menurut Dedi, Pemerintah Aceh membutuhkan masukan dan kajian-kajian positif terkait penggunaan medsos yang bijak, sebab saat ini keberadaan medsos sangat penting dalam mendukung pembangunan Aceh. "Kami butuh pemikiran yang dapat mendorong masyarakat aktif bermedsos, benar-benar mampu melawan hoaks yang dapat menyebabkan perpecahan masyarakat," katanya.
ADVERTISEMENT
Pemateri dari praktisi Media, Aryos Nivada, mengatakan hasil riset menyebutkan tingkat penetrasi internet mencapai 68,1 persen di Aceh dan Indonesia secara umum. Ada sekitar 3,7 juta pengguna internet aktif di Aceh (data 2020), sementara jumlah penduduk Aceh sesuai sekitar 5,3 juta jiwa. “Perilaku pengguna internet umumnya untuk kebutuhan bermedia sosial sekitar 95,65 persen, juga shopping online 33,70 persen, dan chatting online 86,09 persen,” kata Aryos.
"Tentu dampak positif dari media sosial salah satunya adalah memudahkan orang berinteraksi. Sedangkan potensi negatif yang muncul salah satunya kejahatan cyber bullying, cyber crime, berita hoaks dan ujaran kebencian," jelasnya.
Pemateri lainnya Jurnalis Senior, Adi Warsidi, menyampaikan tentang ‘Media dan Hoaks’, lebih menekankan pada mengenal berita hoaks, serta narasi damai yang dapat digunakan oleh pengguna medsos untuk melawan hoaks dalam kehidupan sehari-hari. Juga tentang hukum yang berpotensi menjerat penyebar hoaks, ujaran kebencian, dan pelaku pencemaran nama baik.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pemateri Jauhari Ilyas, menyampaikan cara membangun komunikasi positif di media sosial. Dia berbagi trik kepada peserta agar tidak mudah terhasut dengan hoaks. []