Ketua DPR Aceh dan Wali Nanggroe ke Wisma Kalla, Bahas Peluang Investasi

Konten Media Partner
23 Juni 2022 10:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan rombongan Aceh dengan Manajemen Kalla. Foto: dok. DPRA
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan rombongan Aceh dengan Manajemen Kalla. Foto: dok. DPRA
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh, Saiful Bahri, bersama Wali Nangroe Aceh, PYM Tgk Malik Mahmud Al-Haythar dan rombongan melakukan kunjungan ke Wisma Kalla, Makassar, Rabu (22/6/2022). Di sana mereka membahas kondisi perdamaian Aceh dan peluang investasi.
ADVERTISEMENT
Rombongan dari Aceh disambut President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla, dan Prof. Hamid Awaluddin, serta para CEO unit bisnis Kalla. “Sejatinya hubungan kami dan Aceh sangat erat. Bapak Jusuf Kalla dan Prof. Hamid Awaluddin, ikut berkontribusi pada proses perdamaian Aceh,” kata Solihin.
Menurutnya, Kalla merupakan perusahaan keluarga yang telah berusia ke 70 tahun dan saat ini dipegang oleh generasi ketiga dari Alm Haji Kalla dan Hj Athirah. Perusahaan kami pernah berkontribusi membangun runway bandara Aceh saat pertama kali dibuka untuk jemaah haji.
Prof Hamid Awalauddin mengatakan hubungan kedekatan dengan Aceh bersifat historis dan emosional, tidak terlepas pada proses perdamaian saja. “Perkembangan Islam di wilayah Sulawesi Selatan dibawa oleh ulama dari wilayah Aceh, serta dalam sejarah kerajaan Aceh, terdapat 2 raja yang berasal dari suku Bugis. Belum lagi ketika kita membahas hubungan kedekatan secara perniagaan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Pertemuan tersebut diharapkan semakin mendekatkan hubungan Bugis-Makassar dan Aceh, khususnya pada sektor niaga dan investasi.
Wali Nangroe Aceh, Tgk Malik Mahmud, mengaku gembira dengan sambutan hangat pihak Perusahaan Kalla. Ia pun menyambut baik peluang kerja sama dengan pihak Kalla ke depan. “Hubungan saya secara pribadi sangat erat, termasuk kerabat dekat saya salah satunya berasal Bone dan suku Bugis,” katanya.
Tgk Malik menyebutkan Aceh memiliki potensi yang sangat besar dari sumber daya alam. Selat Malaka menjadi jalur tersibuk di dunia dulunya. Perdagangan antara Eropa dan Timur Tengah serta Asia Selatan hingga ke Asia Timur pasti melalui Selat Malaka.
“Namun, kita tidak bisa memungkiri masa penjajahan Belanda sampai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan bencana tsunami telah membuat seluruh potensi tersebut terhambat dan perkembangan ekonomi Aceh memiliki banyak tantangan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Aceh, Saiful Bahri alias Pon Yaya sangat mengapresiasi pertemuan tersebut. “Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Solihin Jusuf Kalla dan Manajemen Kalla yang telah menerima kami dengan hangat. Ini pertama kalinya saya berkunjung di Kota Makassar, bisa merasakan kue tradisional khas Makassar,” jelasnya. []