Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
'Keumamah': Dulu Makanan Pejuang Gerilya, Kini Bekal Jemaah Haji Aceh
22 Juli 2019 12:29 WIB
ADVERTISEMENT
Jemaah calon haji embarkasi Aceh tahun ini tak perlu khawatir dengan santapan selama berhaji, baik saat berangkat maupun pulang ke Tanah Air. Hal itu lantaran maskapai Garuda menyiapkan makanan khas Aceh bagi para jemaah.
ADVERTISEMENT
Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Muhammad Nasril, mengatakan salah satu makanan yang disediakan dalam pesawat adalah keumamah atau ikan kayu. Makanan ini biasa dikonsumsi semua orang di Aceh.
“Seperti yang disampaikan pihak Garuda sebelumnya,” kata Nasril kepada acehkini, Senin (22/7).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Jemaah Calon Haji (JCH) asal Aceh tak membawa paket keumamah sebagai bekal mereka di Arab Saudi.
“Karena JCH Aceh enggak masak lagi di Makkah, sudah disediakan makanan cita rasa Nusantara, bukan makanan Arab,” kata Nasril.
Diberitakan sebelumnya, Sales and Service Manager PT. Garuda Indonesia di Aceh, Widya Kurniawan Putra, mengatakan pihaknya memang menyiapkan menu khas Aceh dalam pesawat, di antaranya keumamah dan ayam tangkap.
ADVERTISEMENT
"Kami menghadirkan cita rasa asli Aceh dalam penerbangan tersebut, sehingga jemaah haji bisa nyaman di dalam pesawat. Salah satunya keumamah," ujar Widya Jumat (19/7).
Keumamah merupakan makanan khas Aceh yang punya nilai sejarah di mana menjadi makanan yang dibawa para pejuang Aceh saat perang gerilya melawan Belanda. Makanan itu dijadikan bekal karena tahan lama, tak membusuk meski disimpan berminggu-minggu. Oleh karena itu, keumamah menjadi logistik wajib saat perang.
Makanan ini terbuat dari ikan tongkol yang dipotong beberapa bagian, lalu dibersihkan dan tulangnya dibuang. Kemudian ikan direbus setengah matang. Selanjutnya dijemur hingga kering. Ikan yang sudah kering itu diiris seukuran jari orang dewasa dan dilumuri tepung tapioka untuk membuatnya tahan lama, sehingga tak diperlukan pengawet buatan.
Orang Aceh biasanya memasak kembali ikan itu dengan bumbu rempah-rempah, sehingga ada berbagai varian. Namun ada dua varian yang lazim yakni keumamah leumak (lemak) yang dimasak memakai santan kelapa dan keumamah tumeh (tumis) yang dimasak tanpa santan.
ADVERTISEMENT
Makanan ini mudah dijumpai di rumah-rumah makan khas Aceh. Selain itu, makanan ini juga kerap menjadi oleh-oleh bagi wisatawan karena tersedia kemasan yang harganya terjangkau. Salah satu kawasan penghasil keumamah terletak di kawasan Lampulo, Banda Aceh. []
Reporter: Adi W