Kisah Bunga Krisan dan Kota Kaifeng di China saat Musim Gugur

Konten Media Partner
13 November 2019 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warna-warni Bunga Krisan di bagian bawah Singasana Kaisar Dinasti Song di Kota Kaifeng, Provinsi Henan, China. Foto: Rizki Maulida/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Warna-warni Bunga Krisan di bagian bawah Singasana Kaisar Dinasti Song di Kota Kaifeng, Provinsi Henan, China. Foto: Rizki Maulida/acehkini
ADVERTISEMENT
Musim gugur menandakan luruhnya dedaunan hijau dari pohon-pohon. Dimulai dari perubahan daun menjadi kuning, dan kemerahan. Lambat laut menjadi coklat, lalu jatuh satu persatu. Jika cuaca angin dan hujan di hari itu, proses gugurnya dedaunan semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Suhu udara semakin hari semakin dingin, apalagi jika matahari enggan bersinar. Pohon yang rentan dengan cuaca dingin akan lebih cepat gugurnya, begitu sebaliknya. Di China, musim gugur mulai pada pertengahan Oktober 2019, tapi tak semua wilayah berkondisi sama mempengaruhi pohon-pohon, tergantung tingkat dinginnya sebuah daerah.
Bunga Krisan di Taman Kekaisaran. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Krisan kuning dengan pohon-pohon di awal musim gugur. Foto: Rizki Maulida/acehkini
acehkini menikmati awal musim gugur kali ini di Kota Kaifeng, Provinsi Henan, China. Sampai saat ini, Rabu (13/11), di sini masih banyak pohon belum gugur di taman-taman kampus Henan University, dan di Long Ting, sebuah Taman Kekaisaran Dinasti Song.
Ada yang berbeda di Kaifeng. Bangunan-bangunan, jalan, rumah, bahkan pintu gerbang kampus dihiasi bunga khas awal yang mekar khusus di awal musim gugur. Bunga Cryshantemum namanya, di Indonesia dikenal dengan sebutan Krisan, jenis dari bunga Seruni.
Taman Kekaisaran Long Ting di Kaifeng, dipenuhi Bunga Krisan. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Pohon-pohon berhias Bunga Krisan di bawahnya. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bunga Krisan yang mekar di pertengahan Oktober, dikenal tidak takut cuaca dan angin dingin, bermekar lebat dengan tiap untaian mahkota bunga berwarna cerah nan kuat.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah, selalu ada penanaman bunga Krisan di Istana Kaifeng. Selain itu bunga Krisan sebagai hiasan dalam ruangan, juga ada kebiasaan menggantungkan lampu dengan motif bunga Krisan.
Lampu-lampu bermotif Krisan di taman kekaisaran. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bangunan berhiasa Bunga Krisan di Kaifeng. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bunga Krisan bahkan dapat diramu dalam suguhan minuman teh dan obat tradisional. Sejarah Krisan sebagai obat dan minuman telah dikenal sejak era Dinasti Song, di bagian Selatan (Kaifeng) dan Utara (Hangzhou), sekitar 3.000 tahun lalu.
Kebiasaan ini terus menular hinga sekarang di kota Kaifeng, terlihat jelas orang-orang Kaifeng masih sangat mengagumi bunga yang bermekar setahun sekali. Orang China menyebutnya Juhua 菊花 (Bunga Krisan). “Juhua akan mekar di setiap musim gugur, setahun hanya sekali,” kata Jayen, teman saya asal Kaifeng.
ADVERTISEMENT
Jayen juga menyarankan untuk melihat lebih jelas bunga Krisan, dapat juga mengunjungi situ-situs bersejarah di Kota Kaifeng, seperti di Long Ting 龙庭 atau perkarangan istana Kerajaan Dinasti Song, Perkarangan Tieda 铁搭 dan Pagoda Kuno di Kaifeng.
Kompleks perkarangan Long Ting. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bunga-bunga Krisan yang ditata indah. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Long Ting, salah satu distrik di Kaifeng adalah perkarangan kerajaan masa Dinasti Song (960-1279). Untuk memastikannya, saya melihat langsung bagaimana bunga ini disulap menjadi berbagai bentuk di Dragon Paviliun Park. Kebetulan, saat itu sedang berlangsung festival bunga di sana, dimulai 18 Oktober sampai 18 November mendatang.
Kompleks taman ini terkenal dengan keindahaan pemandanganya, mempunyai luas luas 214 hektare. Ada beberapa bagian taman kecil di dalamnya yang terawat baik, seperti perkarangan hutan dengan pohon-pohon rindang (botanical garden), dengan nyanyian burung terbang bebas dari satu pohon ke pohon lainya.
ADVERTISEMENT
Di sana ada bongkahan batu besar, tempat bersantai seperti gazebo, tak ketingalan koridor panjang menghubungkan bangunan satu dengan bangunan lainya, berukiran kayu khas China. Seluruh taman dan bangunan istana kerajaan dipenuhi dengan berbagai Bunga Krisan.
Taman Long Ting Dikunjungi banyak wisatawan. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Memotret aneka Bunga Krisan di taman budidaya. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Tepat di sisi kanan singgasana sang Kaisar, area pembudidayaan dan pameran dapat dilihat secara dekat. Budidaya khusus untuk bunga-bunga Krisan dengan berbagai jenis dan warna yang memukau. Bunga krisan dengan kualitas terbaik ini ditata rapi, bahkan kita mampu menghirup wanginya secara dekat.
Ketertarikan orang-orang Kaifeng akan bunga ini terlihat jelas dengan menghiasi bunga-bunga di rumahnya atau pelataran taman kota, dan pusat pembelajaan. Orang-orang Kaifeng memiliki kebiasaan tradisional mencintai Krisan.
Tahun 1983, Kota Kaifeng ditetapkan sebagai pasar kota Bunga Krisan, dan setiap tahunnya digelar festival selama satu bulan penuh pada setiap awal musim gugur. Pihak pemerintah menentukan festival berlangsung mulai dari 18 Oktober hinga 18 November setiap tahunnya.
Seorang wisatawan memotret Bunga Krisan. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bunga Krisan tertata rapi. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Saat itu waktu-waktunya menikmati Bunga Krisan. Para wisatawan lokal dan mancanegara datang dari berbagai wilayah untuk menyaksikan bunga di taman-taman kerajaan. Pada festival pertama mampu menarik para turis asing dari Tiongkok dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2000, dalam buku tahunan berjudul ‘Tahun Asli Republik Rakyat Tiongkok’, disebutkan Kota Kaifeng sebagai kampung halaman Bunga Krisan. Kota ini memiliki 1.000 varian jenis Krisan. Sejak tahun 1999-an Kaifeng memenangkan empat kejuaraan berturut-turut dalam kompetisi Kunming World Expo China, dengan keunggulan varietas super ultra dan super menawan.
Keindahan Bunga Trisan. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Pengunjung festival Bunga Krisan di taman Long Ting. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Bagian taman berhias bunga-bunga musim gugur. Foto: Rizki Maulida/acehkini
Saban tahun, pengunjung dari berbagai usia datang menikmati keindahan Bunga Krisan. Banyak yang memotret keindahannya di singasana sang raja. Para seniman mengabadikan dalam lukisan, baik itu lukisan di atas kertas, kain, maupun lukisan dalam setiap sulaman benang.
Lambang krisan terlihat dimana-mana, pada lampu jalan, dan plang pembatas jalan. Bahkan salah seorang dosen di Henan University, GuoJing Laoshi, menyuguhkan kami hangatnya teh Krisan dalam dinginnya musim gugur. [] Rizki Maulida
ADVERTISEMENT