news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah dr Masyali: Mengabdi untuk Fakir Miskin, Ditangisi Seluruh Rakyat Mesir

Konten Media Partner
30 Juli 2020 10:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengantarkan jenazah dr Masyali ke pemakaman. Dok. twitter/RealEmanAyad
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengantarkan jenazah dr Masyali ke pemakaman. Dok. twitter/RealEmanAyad
ADVERTISEMENT
Dunia Timur Tengah berduka, Muhammad Masyali seorang dokter spesialis penyakit dalam dan penyakit anak asal Mesir meninggal dunia, pada Selasa (28/07/2020).
ADVERTISEMENT
Kabar ini menjadikan lini massa media sosial Timur Tengah terutama Mesir dipenuhi ucapan duka dan belasungkawa. Tagar #DokterGhalaabah atau Dokternya Fakir Miskin dan Muhammad Masyali merajai trending topik Twitter dari dini hari hingga malam. Ucapan belasungkawa menjamur dari petinggi negeri hingga rakyat kecil.
Amatan koresponden acehkini di Mesir, sejak meninggal sampai Kamis (30/7/2020), media-media besar Timur Tengah memberitakan kisahnya berulang-ulang di halaman depan, Youm7 dan Almasrialyoum, media terkemuka bahkan meliput langsung prosesi pemakaman almarhum Masyali.
Muhammad Masyali lahir di desa Al-Sammah, Provinsi Beheira pada tahun 1944. Ia lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kairo pada 1967 dan menghabiskan hidupnya dengan melayani orang miskin.
Media Mashrawi menulis bahwa awalnya Masyali bekerja sebuah klinik di pedesaan di bawah Departemen Kesehatan dan pada 1975 ia meresmikan klinik sendiri di kota Thantha pada tahun 1975. Masyali mengabdikan hidupnya untuk merawat orang miskin, selama lebih dari setengah abad. Beberapa tahun belakangan, namanya menjadi sorotan media-media Mesir dan ia digelar sebagai “Thabib Ghalabah”.
ADVERTISEMENT
Selama beberapa dekade, seperti diceritakan media Almasri Alyoum, Masyali hanya mengambil upah dari perawatan pasiennya sebanyak lima pound. Ongkos ini kemudian naik menjadi sepuluh pound (lebih kurang sepuluh ribu rupiah), sementara dokter-dokter lain di Mesir biasa mengambil upah hingga ratusan pound.
Dalam banyak kasus, ia menolak mengambil uang dari pasiennya yang dianggap kurang mampu dan bahkan memberi mereka uang untuk kebutuhan membeli obat tertentu.
Beberapa kali ia diliput media televisi, ia kerap mendapat banyak tawaran bantuan dari organisasi amal dan pengusaha kaya untuk pindah ke klinik yang lebih baik, tapi ia tidak bersedia. Ketika ia terpaksa menerima bantuan tersebut, ia malah menyumbangkannya kepada fakir miskin dan membeli peralatan medis untuk kebutuhan kliniknya.
ADVERTISEMENT
Masyali hidup sangat sederhana, ia tak memiliki mobil, bahkan tak memiliki handphone sama sekali. Di antara kisah yang paling banyak diperbincangkan di media sosial ialah, bahwa seorang pengusaha kaya asal negara Teluk pernah memberi Masyali 20 ribu dolar dan menghadiahkan sebuah mobil kepada Masyali. Alih-alih menggunakan uang itu untuk dirinya, ia malah membagikan uang itu untuk fakir miskin. Masyali menjual mobilnya dan membeli alat klinik baru untuk memudahkan dirinya memeriksa pasien secara gratis.
"Saya berjanji kepada Allah untuk tidak mengambil satu sen pun uang dari orang miskin atau dari orang yang tidak punya uang. Saya akan tetap di klinik, membantu orang-orang Miskin," kata Masyali dalam sebuah program acara.
Ia lahir dari keluarga kurang mampu. Masyali mengisahkan bahwa ayahnya mengorbankan kesehatannya agar ia menjadi dokter. "Jangan ambil uang dari orang sakit yang tidak mampu membayar biaya," pesan ayahnya sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
"Saya berjanji kepada Allah untuk tidak mengambil satu sen pun uang dari orang miskin atau dari orang yang tidak punya uang. Saya akan tetap di klinik, membantu orang-orang Miskin," katanya di acara Qalby Etmaan.
Masyali begitu dicintai, di tengah pandemi COVID-19, jenazahnya bahkan diusung oleh warga sekitar yang begitu kehilangan sosok yang begitu peduli kepada kemanusiaan.
Pada hari pemakaman, Gubernur Provinsi Gharbiya, memutuskan untuk memberi nama Muhammad Masyali sebagai nama jalan di kota Thantha, sebagai penghargaan atas upaya dan pelayanan kesehatan yang ia berikan kepada fakir miskin.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Mesir, mengusulkan kepada Menteri Pendidikan agar menamai salah satu ruangan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dengan nama Muhammad Masyali, salah satu alumnus terbaik fakultas tersebut. [] Farhan Jihadi (Kairo)
ADVERTISEMENT