Kisah Gajah Intan: Nama dari Gubernur, Dapat 'Cinta' dari Menteri

Konten Media Partner
29 Maret 2019 10:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gajah Intan Setia saat merayakan ulang tahun keduanya di CRU Trumon, Aceh Selatan, Sabtu (16/3). Foto: Yudiansyah/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Intan Setia saat merayakan ulang tahun keduanya di CRU Trumon, Aceh Selatan, Sabtu (16/3). Foto: Yudiansyah/acehkini
ADVERTISEMENT
Ini cerita unik tentang seekor anak gajah bernama Intan Setia yang lahir di Conservation Response Unit (CRU) Trumon, Aceh Selatan, dua tahun lalu. Buah cinta dua ekor gajah jinak, dimanjakan para mahout (pawang gajah) dan warga sekitar.
ADVERTISEMENT
CRU Trumon jarang sepi dari pengunjung. Aksesnya berada di pinggir jalan nasional pantai barat selatan Aceh, sehingga memudahkan warga yang lalu lalang untuk singgah sejenak di sana, sambil melihat-lihat gajah. Kendati demikian, tempat itu belum dibuka sebagai ekowisata.
“Biasanya ramai pada sore hari, ada saja yang bekunjung,” kata Fransisco Sirait alias Koko, Koordinator Mahout CRU Trumon, saat dihubungi Acehkini, Kamis (28/3).
Gajah Intan Setia adalah daya tarik utama di sana. Dia lahir dari hasil perkawinan ayahnya, Gajah Tuah; dan ibunya, Gajah Sisca; penghuni CRU Trumon. “Karena masih kecil, para mahout kerap memberikan perhatian lebih kepadanya,” kata Koko.
Selain itu, Intan juga gajah yang jinak sejak lahir, dan tak sulit diatur.
Warga memberikan kado buah-buahan untuk Intan Setia saat berulang tahun di CRU Trumon, Aceh Selatan, Sabtu (16/3). Foto: Yudiansyah/acehkini
Pertumbuhannya selalu dipantau para mahout dan dokter hewan saban bulan. Tak ada masalah apa pun dalam perkembangannya. Malahan, kesehatan fisik dan kepintarannya menunjukkan perkembangan secara positif.
ADVERTISEMENT
Perhatian lebih itu ditunjukkan pula dengan menggelar 'pesta' ulang tahun Gajah Intan pada 16 Maret 2019 lalu. Seperti apa perayaannya? Ya, layaknya ulang tahun untuk manusia saja.
“Sudah dua kali, perayaan ulang tahun untuk Intan dilakukan,” ujar Koko.
Warga desa sekitar datang membawa kado, tetapi bukan berisi mainan. Kadonya berupa buah-buahan yang disukai gajah. “Pokoknya meriah sekali,” tambah Koordinator Mahout CRU Trumon itu.
Anak-anak warga bersorak girang sambil menyanyikan lagu-lagu. “Selamat ulang tahun kami ucapkan, semoga panjang umur dan bahagia,” serentak anak-anak bernyanyi sambil bertepuk tangan.
Momen itu, bahkan menarik perhatian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Beliau mengucapkan selamat secara khusus lewat akun Twitter-nya, dengan menampilkan beberapa foto Intan Setia saat berulang tahun. Akun Twitter milik Menteri Siti Nurbaya Bakar itu memberikan tanda lambang hati atau menyukai (likes).
ADVERTISEMENT
Nama Intan dari Gubernur
Intan lahir dari induk gajah bernama Sisca pada 16 Maret 2017, tepat di Hari Bakti Rimbawan ke-34. Kelahirannya amat ditunggu-tunggu Gubernur Aceh saat itu, Zaini Abdullah. Lewat pesan WhatsApp, Zaini mengirimkan nama untuk anak gajah itu kepada Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo.
Tulisan tangan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah memberi nama Intan Setia. Dok. BKSDA Aceh
Nama "Intan Setia" diberikan dalam format foto lembaran kertas lengkap dengan tanda tangan Gubernur Aceh, 20 Maret 2017. “Kehormatan untuk Gubernur Aceh yang mendukung upaya pelestarian gajah Sumatera di Provinsi Aceh dalam bentuk dukungan anggaran operasional 5 unit CRU,” kata Sapto saat itu.
Menurutnya, kelahiran anak gajah tersebut sangat penting bagi upaya pelestarian gajah Sumatera di Provinsi Aceh, karena kelahiran gajah jinak terakhir di CRU terjadi pada tahun 2012.
Intan bersama ibunya, Sisca pada 10 Januari 2019. Foto: Habil Razali/acehkini
Intan Setia lahir setelah Sisca hamil selama 22 bulan di CRU Trumon. Sisca (36) dibuahi jantan bernama Tuah (33), gajah jinak paling besar di seluruh Aceh. Di CRU Trumon, ada dua gajah lainnya, Bayu (30) dan Nani (26).
ADVERTISEMENT
CRU Trumon, tempat gajah-gajah itu berada terletak persis di Desa Naca, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, dibangun pada 2012 silam. Trumon berada dalam Koridor Alam Leuser. Kerap disebut sebagai Kawasan Koridor Satwa Liar, yang merupakan salah satu wilayah konservasi penting di Aceh. Hal itu karena kawasan seluas 2.700 hektare itu menjadi penghubung Suaka Marga Satwa dengan area Taman Nasional Gunong Leuser (TNGL).
Intan Setia mulai menunjukkan kepintarannya, (10/1/2019). Foto: Habil Razali/acehkini
Salah seorang fotografer senior di Aceh mengelus Intan yang ramah. Foto: Habil Razali/acehkini
CRU tersebut dibentuk dalam rangka mempercepat respon pemerintah dalam upaya mitigasi konflik gajah yang masih marak terjadi di Aceh, akibat tekanan terhadap habitatnya. Dengan respons yang baik dari CRU, potensi terbunuhnya gajah oleh masyarakat yang menganggap gajah itu sebagai hama atau musuh, dapat diminimalisasi
Gajah-gajah dilatih khusus, punya kemampuan tempur, kerap dilibatkan dalam aksi mengusir gajah liar yang masuk ke pemukiman warga. Tuah dan Bayu dengan gading panjang menjadi andalan dalam menangani konflik gajah liar dan manusia.
ADVERTISEMENT
Kisah Cinta Bayu dan Sisca
Saya pernah mengunjungi CRU Trumon pada 16-17 April 2016, bermalam di sana, merekam keberadaan gajah-gajah itu. Hal paling menarik adalah kehamilan dua gajah betina sekaligus, Sisca dan Nani karena perkawinan sesama gajah jinak.
Saat itu, Sisca sedang mengandung Intan Setia, umur kehamilannya sekitar 11 bulan. Sementara Nani sedang hamil empat bulan.
Tuah di depan, dan Bayu di belakang, di formasi terngah Sisca dan Nani sedang dalam kondisi hamil bersama para Mahout dan pengunjung CRU Trumon, 17 April 2016. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Menurut Koordinator Mahout CRU Trumon, Koko, kehamilan Sisca dan Nani terbilang langka di Indonesia. Jarang sekali gajah jinak dihamili oleh gajah jinak di dalam satu lingkungan CRU. Umumnya, pejantan datang dari gajah liar.
Kehamilan keduanya karena Tuah, gajah jantan dengan berat 4 ton yang bergading lebih dari satu meter. Keterampilannya berkelahi diajarkan para mahout, menjadi andalan untuk mengusir gajah liar jika masuk pemukiman.
Mahout sedang melatih Tuah, gajah jinak paling besar di Aceh, 17 April 2016. Foto: Adi Warsidi
Koko mengatakan, kisah cinta antara gajah-gajah itu juga unik, laiknya manusia. Tuah menjalin cinta dengan Sisca. Sementara Gajah Bayu menyukai Nani. Tapi kasih Bayu bertepuk sebelah tangan, setiap mendekati Nani selalu ditolak. Tenyata Nani lebih menyukai Tuah yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
Para Mahout kerap mendapati saat Bayu mencoba mendekati Nani, selalu gagal. Betina itu berusaha memukul dan mengejar Bayu. Sementara jika Tuah mendekat, dia mangut saja. Sisca mungkin juga tahu, tapi tak pernah bertingkah aneh memperlihatkan cemburu.
Empat gajah jinak dimandikan di Krueng Trumon, Aceh Selatan oleh para Mahout, 17 April 2016. Foto: Adi Warsidi/acehkini
Kehamilan kedua tersebut mendapat pantauan langsung dari BKSDA Aceh. Dokter ahli sering dikirim ke sana untuk memantau kesehatan mereka. “Anak mereka sangat berharga di tengah langkanya Gajah Sumatera,” kata Koko.
Belakangan, kandungan Nani keguguran. Sementara Sisca sehat sampai melahirkan pada 16 Maret 2017. Anaknya, Intan Setia, menjadi istimewa, dimanja Mahout dan disukai para warga. Namanya dari Gubernur, disukai Menteri Siti Nurbaya.
Begitu kisahnya. Jika ingin melihat keberadaan mereka, silakan berkunjung ke CRU Trumon, Aceh Selatan. Selamat ulang tahun, Intan. []
Saya saat berkunjung ke CRU Trumon, 17 April 2016. Foto: Chaideer Mahyuddin
Reporter: Adi Warsidi
ADVERTISEMENT