Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Nurhadi tak mampu menahan haru, air matanya menetes di hadapan tim relawan yang mengantarkan bantuan kepadanya. Sejumlah dana yang telah terkumpul diberikan kepada perempuan itu untuk biaya berobat 3 buah hatinya, penderita lumpuh layu.
ADVERTISEMENT
Mereka yang berkunjung adalah Abu Bakar, Yulizar dan Imam Reza, anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Timur – ACT Aceh. Sebelumnya, lembaga menggalang dana melalui platform kitabisa.com.
“Jangankan untuk merasakan hal yang sama, mendengar dan melihat tangisan dari orang tua anak-anak lumpuh layu saja kami tak sanggup,” kisah Abu Bakar, Jumat (12/6/2020).
Dia mengisahkan, mereka bertemu Nurhadi dan keluarganya pada Senin (8/6) lalu di kediaman mereka, Desa Alue Buloh Sa, Simpang Ulim, Aceh Timur.
Nurhadi dan suaminya Husaini, berasal dari kalangan kurang mampu. Hidupnya menumpang di rumah orang tuanya. Saat ini, mereka sedang menunggu bantuan rumah dari Pemerintah Aceh Timur.
Karena kekurangan, berkali-kali keluarga ini terpaksa menunda pengobatan tiga anaknya yang lumpuh layu; Jasril Muna (15 tahun), Muhammad Danil (11 tahun), dan Ismuhar (9 tahun). Entah apa penyebabnya, anak-anak itu mengalami kelumpuhan saat berusia 7 dan 8 tahun. Satu anak mereka yang paling bungsu, Nursyifa, hidup dalam kondisi sehat.
Nurhadi mengaku pernah ingin kembali menjalankan usaha menjual pisang goreng dan kue basah. Namun, dia tidak punya modal lagi untuk neneruskan niat berbisnis kecil-kecilan. “Keluarga kami berusaha bertahan memenuhi kebutuhan hidup, terlebih di saat pandemi (COVID-19 ) begini, kondisi menjadi semakin sulit. Sejak pendampingan oleh ACT dengan santunan dan biaya pengobatan, kami sangat terbantu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara suaminya, Husaini, bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Pendapatannya jauh dari cukup membawa anak-anaknya berobat ke tempat yang lebih layak. Kini anak-anaknya hanya menjalani pengobatan urut rutin, untuk merangsang saraf-saraf kaki mereka.
Selama pengobatan itu, kondisi mereka ada perkembangan positif. Nurhadi berharap anaknya dapat dibawa berobat ke dokter spesialis di rumah sakit, agar mereka dapat pulih kembali dan hidup normal.
Keluarga ini memiliki impian membawa anaknya berobat ke rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Lagi-lagi biaya menjadi kendala untuk mereka, hingga mengurungkan niatnya. “Harapan kami masih ada dermawan di luar sana yang ingin membantu,” kata Husaini.
Dia melanjutkan, bantuan dana yang digalang ACT Aceh akan dipakai untuk membawa anaknya berobat. “Sampai mereka bisa berjalan normal seperti anak-anak lainnya,” harap Husaini. [] Zulfurqan
ADVERTISEMENT