Kisah Khanqah, Masjid Pertama di Kashmir, India

Konten Media Partner
18 Mei 2020 6:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Khanqah, Khasmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Khanqah, Khasmir, India. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadhan 1441 H atau tahun 2020, tak terlalu meriah di Kashmir. Wilayah dengan mayoritas muslim itu, sama seperti kawasan di India lainnya, terjebak dalam status lockdown yang telah ditetapkan pemerintah untuk pencegahan COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kami selalu berdoa semoga keadaan seperti ini cepat berlalu, karena itu kami harus patuh terhadap semua upaya untuk menekan laju COVID-19 seperti ramadhan di rumah saja,” tulis Aijas, warga Kashmir, membalas pertanyaan acehkini lewat ponsel, Sabtu (16/5/2020).
Menurutnya kondisi ini sangat berbeda dengan Ramadhan tahun 2019 lalu. Saat itu, acehkini ikut merasakan nuansa Ramadhan di Kashmir. Salah satu pesonanya adalah beriktikaf di Masjid Khanqah, masjid pertama di Lembah Kashmir.
Begini riwayat masjid itu:
Masjid ini berada di kawasan Old Kashmir yang merupakan kawasan pemukiman kuno di Srinagar. Letaknya tidak begitu jauh dari Jama Masjid dan berada di tepian kanan sungai Jhelum.
Halaman masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Halaman Masjid Khanqah. Foto: Khiththati/acehkini
Orang-orang Kashmir menyebutnya Shah Hamdan Masjid. Nama itu dinisbahkan kepada seorang sufi yang datang dari Persia pada abad ke-14, ikut menyebarkan agama Islam di lembah indah ini. Masjid ini dibangun oleh Shah Sikandar pada tahun 1395 sebagai penghargaan atas kunjungan Mir Sayyid Ali Hamdani atau Shah Hamdan.
ADVERTISEMENT
Masjid ini terkenal karena ukiran kayu yang megah, indah serta rumit. Pemahat terlatih di Kashmir dipanggil untuk melakukan pekerjaan ini. Namun selama beberapa abad kemudian setelah pembangunannya, masjid beberapa kali mengalami kebakaran besar. Struktur bangunan yang tertinggal sekarang adalah rekontruksi yang dilakukan oleh Abul Barkat Khan, tahun 1732.
Lukisan di dinding masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Struktur kayu pada mesjid ini dipandang artistik karena pada proses pembangunannya tidak mengunakan paku yang umum ditemukan saat ini. Pada bagian depan masjid, dicat dengan mengunakan teknik papier mache atau lebih dikenal sebagai bubur kertas.
Zat ini biasanya digunakan sebagai perekat dalam industri tekstil. Teknik ini sudah dimulai digunakan sekitar 200 tahun sebelum masehi sebagai bahan bangunan ekonomis dalam seni kerajinan tradisional.
ADVERTISEMENT
Terlihat juga seni khatamband pada dinding dan langit-langitnya. Khatamband ini merupakan seni mengukir geometri pada kayu yang rumit dan indah. Teknik dan bangunan ini merupakan gabungan arsitektur Budha, Hindu dan Islam.
Seni ukir geometri di bagian depan masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Pada tingkat pertama, masjid terlihat beranda dengan lengkungan ganda, tingkat dua juga mempunyai balkon melengkung di semua sisi. Memiliki atap berbentuk piramida dengan sedikit bagian paviliun kecil terbuka untuk muazin melantunkan azan, serta atap piramida di bagian paling atas.
Masjid ini dibangun di tempat Syeh Hamdan sering berdoa saat berada di Kashmir. Di pintu depan masjid diukir tahun 1384, pertanda tahun kematian Sang Sufi.
Salah satu sudut bagian dalam masjid. Foto: Khiththati/acehkini
Suasana masjid selalu ramai saat acehkini jalan-jalan ke sana tahun lalu. Di halaman masjid terdapat banyak burung merpati berterbangan, orang berlalu lalang dan beberapa pengunjung duduk beristirahat. Banyak jemaah menunggu datangnya waktu zuhur di sini, beiktikaf sambil membaca Al-Qur’an dan buku-buku. []
ADVERTISEMENT