Konten Media Partner

Kisah Penenun Songket Aceh yang Hasilnya Dipakai Ariel Tatum di Paris

7 Oktober 2022 21:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fitriani, perempuan yang telah menenun sejak 2019 di Mutiara Songket, Gampong Krueng Kalee, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (7/10/2022) sore. Foto: Habil Razali/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Fitriani, perempuan yang telah menenun sejak 2019 di Mutiara Songket, Gampong Krueng Kalee, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (7/10/2022) sore. Foto: Habil Razali/acehkini
ADVERTISEMENT
Kabar itu diperoleh Fitriani lewat Instagram. Perempuan 34 tahun ini mengaku begitu senang ketika melihat foto Ariel Tatum mengenakan busana terbuat dari kain songket Aceh.
ADVERTISEMENT
Busana diberi nama Tara Gemilang tersebut dibuat dari kain songket hasil tenunan Fitriani. Ia mengerjakan kain itu selama sepekan di Mutiara Songket, Gampong Krueng Kalee, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
"Senang, bahagia. Saya tidak pernah menyangka [dipakai Ariel Tatum]," kata Fitriani, ditemui acehkini, Jumat (7/10) sore.
Fitriani menunjukkan kain tenun sama dengan yang dikenakan Ariel Tatum di Paris. Foto: Habil Razali/acehkini
Busana yang didesain Didiet Maulana itu dikenakan Ariel Tatum saat gala dinner menjelang acara puncak Le Defile L'Oreal Paris, bagian dari acara Paris Fashion Week di Perancis.
Menurut Fitriani, Didiet Maulana pada awal Agustus berkunjung ke Mutiara Songket. Saat itu ia melihat kain songket telah jadi dengan motif Bungong Keupula. Kain sepanjang 1,8 meter itu lalu diambil Didiet.
"Memang kain yang sudah ada tinggal mereka ambil," ujar perempuan yang telah menenun sejak 2019 itu.
ADVERTISEMENT
Fitriani kala itu tidak diberi tahu tenun karyanya akan dibuat busana untuk Ariel Tatum. Ia baru dapat kabar setelah Didiet mengunggahnya di Instagram.
Mutiara Songket di Gampong Krueng Kalee, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Foto: Habil Razali/acehkini
Didiet turut menandai Mutiara Songket. "Kain songket Aceh mengantar Ariel Tatum menjadi bintang yang bersinar ketika memakainya," tulis Didiet dikutip Jumat (7/10). acehkini memperoleh izin mengutipnya.
Usaha kerajinan Mutiara Songket telah berdiri sejak tahun 1970-an. Pemiliknya adalah Darliana (60 tahun) yang telah menenun sejak usia belasan tahun. Usaha itu kini memiliki 10 penenun.
Satu kain tenun dijual dengan harga Rp 500-1,7 juta. "Ada yang pesan jauh hari atau datang langsung ke sini," ujarnya. Menurutnya, kain songket di Aceh jadi bahan antaran kawin hingga baju adat.
Satu kain tenun sedikitnya butuh 1.500 helai benang jenis poliester sebagai dasar dan jenis bordir untuk motif. "Paling sulit adalah membuat motif, harus dihitung jumlah benang untuk menyulam benang bordir," ujarnya.
ADVERTISEMENT