news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Pengingat Perang di Korea Selatan

Konten Media Partner
14 Juni 2020 9:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tugu makam pahlawan di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Tugu makam pahlawan di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
ADVERTISEMENT
Suara sirene panjang berbunyi satu menit di seluruh Korea Selatan, Sabtu (6/6) pukul 10 pagi. Suara ini membuat warga yang sibuk melakukan aktivitas pagi berhenti sejenak, dan berdoa. Hening tanpa banyak suara.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Selatan menetapkan 6 Juni sebagai hari libur nasional disertai suara sirene selama semenit tepat pukul 10 pagi. Bendera juga berkibar setengah tiang, warga Korea memperingatinya sebagai Hari Kenangan.
Makam pahlawan yang gugur dalam perang. Foto: Khiththati/acehkini
Kompleks makam. Foto: Khiththati/acehkini
Memorial Day atau dalam bahasa Korea disebut Hyeon Chung Il merupakan hari dimana seluruh warga Korea Selatan mengenang, memberi penghormatan bagi pahlawan negara yang telah mengorbankan hidup mereka demi kemerdekaan.
Penghormatan ini diberikan kepada putra putri terbaik yang gugur di medan perang terutama pada perang kemerdekaan Battle of Bongoh Town dan Perang Korea. Upacara kenegaraan yang digelar setiap tahunnya pada pukul 10 pagi, sudah dimulai sejak 1959. Upacara ini dihadiri oleh semua pejabat penting di Korea Selatan dan digelar di Pemakaman Nasional Seoul.
Sebuah tugu perang di Seoul, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
Gerbang kompleks pemakaman nasional. Foto: Khiththati/acehkini
Perang kemerdekaan Bongoh Town merupakan gerakan perlawanan paling awal yang dilakukan selama pergerakan kemerdekaan Korea atas pendudukan Jepang. Perang yang terjadi pada tanggal 6 dan 7 Juni 1920 ini berlangsung di Manchuria.
ADVERTISEMENT
Perang Korea bisa dikatakan perang saudara antara Korea Selatan dan Utara yang terpecah setelah perang dingin. Perang ini memisahkan banyak keluarga dan meninggalkan bekas mendalam bagi masyarakat Korea. Perang yang dimulai 25 Juni 1950 ini berakhir dengan penandatanganan kesepakatan gencatan senjata pada 27 Juli 1953. Perjanjian ini melahirkan Zona Demiliterisasi Korea (DMZ) atau batas negara yang memisahkan keduannya. Kawasan DMZ ini dikenal sebagai kawasan paling tegang di dunia.
Lokasi ini menjadi salah satu objek wisata sejarah menarik di Seoul. Foto: Khiththati/acehkini
Taman di komplek pemakaman. Foto: Khiththati/acehkini
Karena nilai sejarah ini, sejak 1954 pada bulan Juni, diperingati sebagai bulan pertahanan Korea, patriot dan veteran. Pada setiap upacara yang dilakukan, para keluarga veteran, kontributor kemerdekaan dan Pejabat Utama melakukan upacara di pemakaman Nasional di Seoul.
Pamakaman ini khusus untuk para veteran yang gugur dalam perang kemerdekaan, Perang Korea dan Perang Vietnam. Terletak di Seoul dan dapat ditempuh dengan menaiki Subway line 9 atau 4 dan turun di station Dongjak. Sehinga tak heran banyak yang menyebutnya sebagai area Pemakaman Dongjak.
Tugu perang dekat kompleks makam pahlawan. Foto: Khiththati/acehkini
Keindahan taman di kompleks Pemakaman Dongjak. Foto: Khiththati/acehkini
Area pemakaman ini sangat asri dan tenang. Terdapat beberapa taman yang dapat dinikmati untuk umum kecuali pada perayaan dan hari tertentu. Setiap tahunnya, mekar bunga sakura di sekitar area ini juga menarik banyak pengunjung. Mereka bisa melihat keindahan bunga sambil belajar sedikit tentang sejarah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu sebelum pandemi COVID-19 mewabah, acehkini sempat berjalan-jalan di kawasan Pemakaman Dongjak yang asri dan tenang. Belum bisa liburan sekarang? Tenang, masukkan tempat ini sebagai salah satu tujuan wisata saat perjalanan sudah memungkinkan. Sekarang, #dirumahaja dulu. []