KLB Polio di Aceh: Hoaks Bikin Cakupan Imunisasi Turun Tiap Tahun

Konten Media Partner
21 November 2022 17:49 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seorang anak di Aceh menerima vaksinasi polio di sebuah Puskesmas, Juni 2020. Foto: Suparta/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang anak di Aceh menerima vaksinasi polio di sebuah Puskesmas, Juni 2020. Foto: Suparta/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) polio setelah menemukan satu kasus positif polio di Kecamatan Mane, Pidie, Aceh, medio November 2022. Kemunculan kasus ini menyusul cakupan imunisasi polio di Aceh terus turun tiap tahun diduga karena hoaks.
ADVERTISEMENT
Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto mengatakan anak umur 7 tahun yang positif polio tersebut belum pernah menerima imunisasi apa pun. "Kami menemukan kasus anak lumpuh layu. Kami menyatakan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Pidie," katanya.
Penemuan kasus ini berawal pada 6 Oktober 2022 anak itu mengalami demam, kemudian muncul nyeri di persendian dan kelemahan anggota gerak. Pasien lalu dirujuk ke RS Teungku Chik di Tiro Sigli.
Sampel tinja anak itu kemudian dikirim ke laboratorium Prof Sri Oemijati di Jakarta. "Setelah pemeriksaan fisik dan laboratorium diketahui bahwa pasien terinfeksi virus polio," ujar Wahyudi.
Cakupan Imunisasi Turun Tiap Tahun
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Aceh, cakupan imunisasi polio setiap tahun terus menurun. Rendahnya imunisasi diduga membuat virus yang tidak ada lagi di negara-negara Asia Tenggara itu muncul di pedalaman Aceh.
ADVERTISEMENT
Ini terlihat di Pidie dalam tiga tahun terakhir. Misalnya pada 2020 imunisasi jenis OPV4 hanya 19 persen dan IPV 0,3 persen. Pada 2021, OPV4 sebesar 17,7 persen dan IPV 0,5 persen. Adapun pada 2022, OPV4 hanya 17,7 persen dan IPV 0,1 persen.
Imunisasi OPV4 menggunakan virus polio yang dilemahkan, sedangkan IPV adalah virus polio yang dimatikan. OPV diberikan secara ditetes ke mulut, sedangkan IPV secara injeksi atau suntik.
Data lengkap lihat di sini:
Cakupan imunisasi di Kabupaten Pidie, 2011-2022. Sumber: Dinkes Aceh
Hoaks Bikin Orang Tua Khawatir
Andi Yoga Tama, Kepala UNICEF Perwakilan Aceh, merasa prihatin atas kejadian luar biasa polio di Aceh. Berdasarkan data Kemenkes, cakupan imunisasi dasar lengkap bagi anak di Aceh terus menurun.
"Hal ini menjadi sebab utama munculnya kembali berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kesakitan, kelumpuhan, dan bahkan kematian," ujarnya kepada acehkini, Senin (21/11).
ADVERTISEMENT
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya imunisasi serta persepsi, dan sikap negatif terhadap layanan imunisasi, kata Andi, menjadi faktor utama rendahnya cakupan imunisasi di Aceh.
Salah satu yang menjadi kekhawatiran orang tua adalah efek samping vaksin, seperti demam. "Banyaknya hoaks dan misinformasi yang beredar di masyarakat turut menyebabkan semakin turunnya minat masyarakat terhadap imunisasi," tuturnya.
Dia menuturkan perlu upaya edukasi dan persuasi yang tepat dan masif oleh berbagai pihak untuk meningkatkan permintaan masyarakat terhadap imunisasi. Menurut Andi, tenaga kesehatan tidak bisa bekerja sendirian, tapi membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk lintas sektor, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, kader, hingga komunitas sekolah.
UNICEF mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempromosikan imunisasi anak serta menjaga kebersihan diri, dan lingkungan, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dan rutin mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting.
ADVERTISEMENT
"Selain rendahnya cakupan imunisasi, kondisi lingkungan yang kotor dan tercemar tinja adalah faktor risiko terjadinya penularan polio," ujarnya.
Imunisasi Rendah Tak Hanya di Aceh
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, dalam konferensi pers secara daring pada Sabtu (19/11) menyebutkan, tidak hanya di Aceh, di daerah lain juga sama, cenderung. Ini yang membuat Indonesia punya risiko tinggi KLB Polio.
"Ini kalau lihat 30 Provinsi dan 415 kabupaten-kota semua masuk kriteria tinggi, high risk, untuk, apa namanya, cakupan polio yang rendah semua. Jadi ini, kita Indonesia ini, high risk untuk terjadinya KLB polio," kata Maxi seperti dikutip dari kumparan.
Merespons fakta itu, Kemenkes kemudian akan melakukan percepatan vaksinasi atau cakupan imunisasi. Mereka menargetkan sebulan ke depan, semua wilayah di Aceh mendapatkan imunisasi polio. Khusus untuk anak umur 13 tahun.
ADVERTISEMENT
"Cakupan imunisasi rutin kita tingkatkan dan kita rencanakan di Pidie mulai tanggal 28 November di Kabupaten Pidie kita harapkan selesai dalam seminggu, dan tanggal 5 seluruh kabupaten-kota di wilayah Aceh," pungkas Maxi.