Konten Media Partner

Koleksi Museum Aceh 106 Tahun Lalu Bisa Disaksikan di Pameran Virtual Besok

1 Agustus 2021 21:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumoh Aceh di kompleks Museum Aceh. Foto: Husaini/acehkini
zoom-in-whitePerbesar
Rumoh Aceh di kompleks Museum Aceh. Foto: Husaini/acehkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
UPTD Museum Aceh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar pameran virtual koleksi Museum Aceh bertema “Kilas Balik Sejarah Museum Aceh” besok, Senin (2/8/2021). Dalam pameran yang disertai dengan talkshow ini, Museum Aceh menampilkan sejumlah koleksi yang diikutkan pada Pameran Kolonial yang digelar Belanda tahun 1914 di Semarang.
ADVERTISEMENT
Kepala UPTD Museum Aceh Mudha Farsyah mengatakan, pameran virtual koleksi Museum Aceh ini digelar dalam rangka memperingati 106 tahun Museum Aceh yang jatuh pada 31 Juli 2021.
Pameran ini bertujuan memperkenalkan sejarah panjang Museum Aceh dan menampilkan sejumlah koleksi yang tidak pernah dihadirkan pada pameran-pameran sebelumnya, sehingga generasi Aceh sekarang dan masyarakat Indonesia pada umumnya dapat mengenal Aceh lebih jauh,” kata Mudha dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/8).
Poster talkshow dan pameran virtual Koleksi Museum Aceh 106 Tahun Lalu yang digelar besok, Senin (2/8/2021). Foto: Dok. UPTD Museum Aceh
Ia menyebutkan, salah satu daya tarik pameran ini ialah adanya ulasan mengenai beberapa koleksi awal Museum Aceh yang ditampilkan pada Expo De Koloniale Tentoonstelling yakni pameran kolonial internasional yang digelar Pemerintahan Hindia Belanda di Semarang, 20 Agustus - 15 November 1914. Saat itu Paviliun Aceh menampilkan sejumlah koleksi hasil kurasi tentara Hindia Belanda Friedrich Wilhelm Stammeshaus dan berhasil meraih juara paviliun Nusantara terbaik.
ADVERTISEMENT
Mudha menambahkan, pameran virtual yang dikemas dalam bentuk talkshow itu juga menampilkan sejumlah koleksi menarik lainnya yang selama ini jarang dihadirkan.
Pameran ini dibuat secara virtual selain mengikuti tren masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan perangkat digital, juga menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang tidak memungkinkan museum dibuka untuk kunjungan umum. Karena itu pula kita harapkan masyarakat berantusias untuk menyaksikan pameran virtual ini,” sebutnya.
Ia mengatakan, masyarakat dapat menyaksikan pameran virtual ini melalui live streaming di Youtube Disbudpar Aceh pada pukul 10.00 - 11.00 WIB. Adapun talkshow menghadirkan Kepala Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh Mawardi Umar M.Hum dengan host Dr Reza Idria, antropolog yang juga dosen di UIN Ar-Raniry.
Kompleks Museum Aceh. Foto: Husaini/acehkini
Sejarah Museum Aceh
ADVERTISEMENT
Museum Aceh awalnya berupa Rumoh Aceh yaitu rumah tradisional Aceh yang dibuat sebagai Paviliun Aceh pada Pameran Kolonial (Der Koloniale Tentoonstelling), sebuah pameran internasional dibuat Pemerintah Hindia Belanda pada 20 Agustus - 15 November 1914 di Semarang.
Pameran tersebut diisi paviliun dari sejumlah negara dan paviliun Nusantara. Pemerintah Hindia Belanda di Aceh mendelegasikan Friedrich Wilhelm Stammeshaus untuk mengikutsertakan Paviliun Aceh pada ajang tersebut. Stammeshaus dipercayakan sebagai kurator, menampilkan koleksi pribadi dan pinjaman dari sejumlah pemuka Aceh. Hasilnya, Paviliun Aceh meraih 4 medali emas, 11 perak dan 3 perunggu, sehingga menjadi paviliun terbaik.
Stammeshaus kemudian mengusulkan Paviliun Aceh dibawa pulang ke Tanah Rencong untuk dijadikan museum. Tak lama kemudian, Paviliun Aceh dibongkar dan dibawa pulang ke Koetaradja, Aceh. Museum Aceh (saat itu diberi nama Atjeh Museum) pun diresmikan pada 31 Juli 1915 oleh Gubernur Sipil dan Militer Belanda di Aceh, Jenderal Henri Nicolas Alfred Swart dan Stammeshaus ditunjuk sebagai Kepala Museum Aceh.[]
ADVERTISEMENT