Konser Nissa Sabyan di Aceh, Konsep Syariah Kawal Penonton

Konten Media Partner
19 Juni 2019 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana penonton dari atas panggung. Dok. Pemko Banda Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penonton dari atas panggung. Dok. Pemko Banda Aceh
ADVERTISEMENT
Ada yang beda dengan konser musik umumnya pada kota lain di Indonesia, penampilan Nissa Sabyan bersama groupnya Sabyan Gambus di Banda Aceh, digelar sesuai konsep syariah. Para penonton dipisah, laki-laki dan perempuan.
ADVERTISEMENT
Nissa Sabyan diundang Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menghibur warga, di malam puncak peringatan HUT Kota Banda Aceh ke-814, Selasa malam (19/6) di Lapangan Blang Padang.
Sejak usai magrib, penonton telah mulai berdatangan ke tempat acara. Kendati banyak muda-muda datang berpasangan, mereka mengikuti intruksi personel pengamanan untuk menempati tempat secara terpisah. Dibatasi pagar pembatas di kiri dan kanan depan panggung.
Memisahkan penonton laki-laki dan perempuan, telah dipastikan sejak lama sebelum konser digelar oleh panitia. “Kebijakan ini diambil agar tidak bercampur dan berdesak-desakan antara penonton laki-laki dan perempuan,” kata Wahyudi, Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Banda Aceh.
Lihat suasana konser dalam video berikut.
Seorang warga Banda Aceh, Fitri yang ikut hadiri menonton Nissa Sabyan, setuju saja dengan konsep pemisahan penonton antara perempuan dan laki-laki. "Saya setuju dengan konsep pemisahan penonton pada konser Sabyan Gambus ini. Selain lebih tertib karena tidak berdesak-desakan, perempuan juga punya porsi yang sama dalam posisi nonton," ujarnya kepada acehkini.
ADVERTISEMENT
Apalagi konser Sabyan pada malam resepsi HUT ke-814 Kota Banda Aceh tersebut bertajuk islami. Sehingga menurutnya sudah sangat cocok dilakukan pemisahan penonton antara laki-laki dan perempuan, ditambah lagi konsernya digelar outdoor (ruang terbuka).
Nissa Sabyan di atas panggung. Foto: Husaini Ende/acehkini
Penonton lainnya, Aulia yang menyaksikan penampilan perdana Sabyan di Banda Aceh, mengatakan secara umum adanya pemisahan penonton adalah suatu yang bagus, terlebih lagi dengan misi Kota Banda Aceh terkait penerapan syariat Islam.
"Pemisahan penonton lelaki dan perempuan yang bukan mahram, namun bagi yang pasangan suami istri atau bagi mereka yang sudah keluarga masih membingungkan karena secara fakta di lapangan belum ada tempatnya," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar konser atau acara hiburan di Banda Aceh memang harus ada regulasi yang jelas di lapangan dari pemerintah dan instansi terkait. "Termasuk dalam hal izin acara atau kegiatan baik itu yang dibuat pemerintah atau instansi, dan juga yang digelar oleh pihak penyelenggara non-pemerintah jangan ada gap (kesenjangan)," sebut Aulia.
Penonton perempuan merekam aksi Nissa dengan ponselnya. Foto: Husaini Ende/acehkini
Amatan acehkini di lapangan, pemisahan penonton hanya di depan panggung untuk penonton. Sebagian pemuda-pemudi lainnya tetap bisa berbaur di bagian pinggir lapangan, jauh dari panggung utama. Malah sebagian terlihat bisa berpelukan dan bergandengan.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat sendiri di pinggir lapangan, ada yang bergandengan. Mungkin karena jauh dari panggung, luput dari pengawasan,” kata Ali, warga yang ikut menonton bersama keluarganya.
Para personel Sabyan Gambus di atas panggung. Foto: Husaini Ende/acehkini
Nissa Diajak Promosi Wisata Banda Aceh
Di atas panggung, Nissa Sabyan mampu menghipnotis belasan ribu penonton dengan lagu-lagu religinya. Nissa mengaku terkesan dengan sambutan masyarakat Banda Aceh dan Aceh secara umum.
Pengakuan ini disampaikan Nissa sesaat sebelum menyanyikan lagu ‘Ya Jamalu’ bersama Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dan juara Voice of Ramadan The Next Sabyan asal Aceh Jaya, Fajar Maulidi.
Bermula saat Wali Kota menanyakan kepada Nissa terkait kesannya selama di Banda Aceh. Sang vokalis Sabyan Gambus pun menjawabnya, “Banda Aceh luar biasa, senang banget lihat antusias warga. Banda Aceh indah banget,” ujar pemilik nama lengkap Khoirunnisa ini.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman. Foto: Humas Banda Aceh
Wali Kota Aminullah kemudian meminta grup Sabyan Gambus mempromosikan wisata Banda Aceh. “Tolong promosikan wisata Banda Aceh. Kota ini masih banyak yang nganggur, masih banyak yang miskin. Kalau wisatanya maju, maka masyarakatnya juga akan ikut sejahtera,” pintanya.
ADVERTISEMENT
Nissa kemudian menyampaikan kesediannya terkait permintaan Aminullah tersebut. “InsyaAllah Pak Wali,” jawabnya.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota ikut melaunching secara resmi lagu ‘Kota Gemilang’. Sebelum Sabyan Gambus memulai aksinya, Aminullah naik ke atas panggung didampingi wakilnya Zainal Arifin dan sang pencipta lagu Kota Gemilang, Yusuf Ishak alias Yusis.
Trio dadakan itu pun sukses menghibur puluhan ribu masyarakat yang memadati Lapangan Blang Padang. Bait demi bait tembang bergenre dangdut-melayu tersebut ikut dinyanyikan oleh para pengunjung.
Nissa Sabyan mampun menghibur belasan ribu penonton lewat tembang-tembang religi. Foto: Husaini Ende/acehkini
Menurut Aminullah, dalam lirik lagu yang bakal diputar di acara-acara resmi pemerintah itu tertuang visi misi Pemko Banda Aceh dengan tiga pilar utama pembangunannya yakni agama, pendidikan, dan ekonomi.
Selain itu, liriknya juga mengandung nilai nilai dakwah. “Ada pesan dakwah untuk menjaga syariat Islam, kebersihan dan keamanan lingkungan, dan mendorong peran serta aktif masyarakat untuk mendukung program-program pemerintah," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Lewat lagu ini kami ingin memotivasi segenap eleman kota untuk mewujudkan visi Banda Aceh gemilang dalam bingkai syariah. Muara utama visi pemerintahan Amin-Zainal adalah kesejahteraan bagi seluruh warga kota," kata Aminullah. []
Reporter: Husaini Ende, Windy Phagta