KPPA Aceh: Anak Dijerat Tali Harus Mendapat Rehabilitasi Mental Hilangkan Trauma
ADVERTISEMENT
Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPA ) Aceh menilai anak laki-laki berusia 13 tahun di Kabupaten Aceh Utara yang dijerat tali di tangan dan leher karena diduga mencuri celengan masjid harus mendapat rehabilitasi mental untuk menghilangkan trauma. Anak itu dijerat karena diduga mencuri celengan masjid. Kasus dugaan pencurian ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
ADVERTISEMENT
"Rehabilitasi mental dibutuhkan bukan hanya karena si anak sebagai pelaku yang harus menyadari kesalahannya, tetapi untuk menghilangkan rasa trauma akibat perlakuan buruk orang dewasa," kata Komisioner KPPA Aceh Firdaus D Nyak Idin kepada acehkini, Kamis (27/5).
Firdaus sepakat masalah dugaan pencurian yang melibatkan anak tersebut diselesaikan dengan hukum adat setempat. Namun upaya rehabilitasi mental juga diperlukan. Dia menyarankan perangkat desa membuat mekanisme penyelesaian kasus dan rehabilitasi anak dengan kearifan lokal.
"Kita orang Aceh harus menjunjung tinggi adat yang beradab," ujarnya.
KPPA Aceh mendorong polisi mengusut motif orang dewasa yang menjerat tangan dan leher anak tersebut. Menurutnya, kasus ini juga boleh diselesaikan secara adat kalau memang tidak menimbulkan akibat yang merusak sang anak.
ADVERTISEMENT
"Dengan catatan hukuman adat dilakukan setelah pelaku jerat leher si anak sadar dan memohon maaf pada keluarga. Tapi kalau tidak, lanjutkan saja proses hukum agar jera," tuturnya.
Tangan dan leher seorang anak laki-laki berusia 13 tahun di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Aceh, dijerat dengan tali karena diduga mencuri celengan masjid , pada Senin (23/5). Kasus dugaan pencurian ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Polisi akan menyelidiki perbuatan menjerat tangan dan leher anak di bawah umur ini.
Detik-detik tangan dan leher anak ini diikat dengan tali oleh seorang pria dewasa terekam dalam video yang beredar luas di media sosial. Pria dewasa tersebut juga menuntun anak ini berjalan dengan memegang di bagian tali yang melilit leher. Aksi ini disaksikan sejumlah anak dan orang dewasa lain.
ADVERTISEMENT