Laporan dari Korea Selatan: Seusai Tragedi Halloween, Itaewon Tak Lagi Sama (2)

Konten Media Partner
2 November 2022 10:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tragedi Halloween di Itaewon pada Sabtu malam (29/10) mencatat korban 156 orang tewas dan 26 di antaranya warga negara asing. Penyebab pastinya masih diinvestigasi pihak berwenang Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kondisi Itaewon usai kejadian? acehkini melaporkan langsung dari Korea Selatan, setelah mengunjungi lokasi, dua hari setelah tragedi.
Lokasi tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan. Foto: Khiththati/acehkini
Orang-orang mulai berkumpul dan keluar dari Itaewon Station. Jumlah mereka kali ini lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Peraturan ketat selama Covid-19 hampir tiga tahun, akhirnya diperlonggar seiring kasus positif turun. Pemakaian masker di luar ruangan juga tak wajib lagi.
“Memang biasanya itu selalu ramai di mana-mana kan kalau akhir pekan. Nah, dengan Halloween lagi yang memang ramai kalau di sini," kisah seorang pekerja restoran di Itaewon.
Seusai tragedi, ia bekerja membereskan dan membersihkan restoran di sisi lain jalan dari tempat kejadian. "Di sekitar sini juga ramai, tapi malam itu juga aneh kenapa ramainya mereka kumpul di sana?" katanya merujuk gang sempit di samping hotel Hamilton.
ADVERTISEMENT
Antara Hamilton dan Grace Dental terdapat gang dengan luas sekitar 4 meter. acehkini pernah menyusuri gang itu bersama 5-6 orang dewasa berjalan beriringan, tak leluasa dan sempit. Panjang gang itu 40 meter dengan cabang berbeda arah.
Lorong sempit tempat orang-orang berhimpitan. Foto: Khiththati/acehkini
Di malam tragedi itu, orang-orang masuk ke gang dari segala penjuru. Memenuhi mulut gang dan jalan-jalan bercabang yang sedikit lebih luas. Memakai bermacam kostum, mereka berdiri berhimpitan dan berdesakan. Musik terdengar kencang.
Menurut banyak saksi mata, dorong-dorongan mulai terjadi dan beberapa orang roboh di tengah kerumunan.
Orang di dalam gang meminta agar tak didorong, tapi mereka di luar tetap saja melakukannya. Orang-orang jatuh seperti efek domino tidak terelakkan. Tertindih dan kesulitan bernapas. Pengunjung lain tak sadar bahwa tragedi mulai terjadi. Korban akhirnya terus berjatuhan.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, sirene ambulans dan pemadam kebakaran terdengar sahut-menyahut. Orang-orang kaget. Tragedi tak terbayangkan sebelumnya terjadi di jantung Itaewon.
"Pagi-pagi pihak kampus datang ke asrama, mereka mengetuk satu per satu pintu memeriksa mahasiswa," kata Wasita. Ia bersyukur tidak datang ke Itaewon malam itu.
Menyusul tragedi ini, Korea Selatan memberlakukan hari berkabung nasional selama sepekan, 30 Oktober hingga 5 November 2022.
Presiden Korea Selatan memerintahkan membuat altar penghormatan terakhir bagi para korban. Letaknya di tengah kota dan beberapa tempat terbuka lain. Mereka yang hendak menyampaikan duka cita bisa datang ke sana.
Bendera Korea Selatan dikibarkan setengah tiang. Peristiwa ini tentu mengingatkan kembali warga dengan tenggelamnya kapal feri Sewol pada 2014 silam.
Altar untuk menaruh bunga dan pesan duka bagi korban. Foto: Khiththati/acehkini
Pemerintah mencoba melakukan hal terbaik selepas kejadian Sabtu malam itu. Beberapa pusat informasi dibuka. SMS layanan juga dikirimkan. Semua acara, baik konser dan hiburan, ditiadakan. Beberapa tayangan drama juga dihentikan sementara. Toko-toko, kafe, dan tempat lainnya segera menghilangkan dekorasi Halloween.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Selatan menetapkan Yongsan-gu, lokasi tragedi itu, sebagai area bencana sosial. Agar kawasan itu terpantau dan tidak terulang kejadian serupa di kemudian hari.
Pemerintah Korea Selatan juga membuka layanan trauma center kepada korban selamat, mereka yang ikut menyaksikan kejadian, dan keluarganya. Lembaga non-pemerintah dan kampus-kampus juga buka layanan konseling untuk mahasiswa Korea Selatan dan Internasional yang butuh bantuan.
Penyebab terjadinya himpitan dan dorong-dorongan massal ini masih dalam tahap investigasi lebih lanjut. Kepolisian telah mengumpulkan rekaman CCTV di sepanjang tempat kejadian, video beredar di internet, dan wawancara saksi mata.
Ke depan, aplikasi pendeteksi keramaian yang tersambung dengan ponsel bakal dikembangkan sebagai pengingat supaya publik bisa menghindarinya.
Pemerintah Korea Selatan meminta semua platform media sosial menyensor video-video beredar ihwal tragedi Itaewon. Bentuk menghormati para korban, keluarganya, dan mencegah trauma berlanjut. Selain itu, orang-orang diminta tak komentar negatif di unggahan terkait ini.
ADVERTISEMENT
“Jarang banget ada kejadian seperti ini di Korea yang biasanya terlaksana dengan rapi dan tertib walaupun ramai," ujar Tika.
Polisi masih berjaga-jag di lokasi. Foto: Khiththati/acehkini
“Memang mungkin karena ini bukan acara resmi pemerintah atau ada penyelenggaranya gitu dan mereka yang berkumpul pun tanpa ada arahan siapa pun hanya datang-datang saja. Sepertinya Pemerintah Korea kecolongan kali ini."
acehkini mengunjungi Itaewon dua hari sebelum dan dua hari setelah tragedi tersebut. Suasana berbeda jelas terlihat.
Beberapa toko dan tempat makan memutuskan tutup sejenak sebagai bentuk solidaritas. Pemandangan ceria sebagaimana biasanya hilang. Hanya berselang beberapa hari, tapi Itaewon sekarang ini menjadi berbeda.
Bunga krisan putih diletakkan di altar. Tidak jauh dari gang sempit itu, dekat exit 1 Itaewon Station, para pelayat meletakkan bunga. Sambil sesekali mengusap air mata, mereka menulis memo penyemangat. Itaewon tidak lagi sama. []
ADVERTISEMENT